Wednesday, September 28, 2011

Menang Kesempatan Apa Pilihan??

Mencoba mengacak-ngacak file yang sudah pernah aku ketik di laptopku sayang. Cerita ini aku tulis saat masih bekerja part time di sebuah bimbingan belajar sebagai pengajar akuntansi/ekonomi untuk SMA dan pengajar cadangan matematika untuk SD. Oke, kalian yang membaca ini mungkin bakalan kaget kalau tau aku pernah jadi pengajar.


Dulu waktu lulus SMA emang aku pernah menentang babeh yang pengin anaknya jadi guru. Waktu itu babeh dibilangin sama temen-temennya kalau tahun 2013 bakalan banyak banget dibutuhin guru. Oke, babeh aku emang ngga salah dia pengin anaknya hidup bahagia dengan kerjaan yang mapan. Tapi, ini hidupku bukan hidup babeh. Egois?? Emang, tapi dalam hatiku berkata aku bakalan tanggung jawab dengan pilihanku. Akhirnya aku memilih jurusan Akuntansi D3 di sebuah Universitas negri di kota Satria. Dan aku tetep dalam pendirianku ngga mau jadi guru.

Tapi malam itu saat aku jaga sebuah rental komik dan DVD, aku ditawarin kerjaan sama pelangganku. Dan itu adalah menjadi pengajar. Dengan iming-iming gaji yang lebih gede dari sekedar jaga rental komik, akhirnya aku mau. Oke, pengecut memang. Saat itu aku hanya berfikir harus mencoba yang lain. Jangan cuma ini atau itu saja. Saat aku ngomong ke babeh kalau aku jadi pengajar pun babeh ngga percaya. Reaksi dia yang pertama cuma ngetawain aku.

Tapi,
Aku bukan orang yang diam dalam hening.
Aku mengakui kekalahan prinsipku.
Aku sadar kalau ini bukan aku.
Dan aku akan tetap menjadi aku.
Aku yang ngga mau hanya diam dan menerima semuanya begitu saja.
Yang tak akan mau dianggap sepotong daging yang bernama.
Tak mau hanya mengikuti arus.
Saat orang-orang berlari ke utara, aku mampu merangkak ke selatan.


Dan ini adalah cuplikan obrolan yang terjadi antara aku dan muridku:


NYATANYA AKU DISINI

Satu setengah jam yang lalu, aku menerima pertanyaan dari muridku. “Mba, uda kebayang belum si klo skrng mba jadi kaya gini?”.
Yah, aku bercerita tentang hidupku pada mereka. Aku yang sekarang, aku yang kuliah di sebuah universitas negeri, aku yang bisa bekerja menjadi pengajar di sebuah bimbingan belajar, aku yang bekerja di sebuah rental komik, aku yang memiliki usaha pulsa tronik, aku yang belajar jadi fotografer, aku yang memiliki sejuta angan dan cita-cita, aku yang tak lengah oleh waktu.
Aku menjawab: “Tidak sama sekali”.
Kok bisa? Bukannya kita harus punya rencana untuk masa depan kita supaya tau kemana langkah ini harus berjalan. Oke, berarti mulai hari ini aku ngga akan percaya lagi yang namanya ‘resolusi’, ’rencana’, ’planning’ atau apapun itu yg berbau dgn angan-angan. Itu salah?! Yah, mungkin itu memang jalan yang salah karena saat motivator kondang berkoar-koar tentang hidup yang harus kita lalui mereka selalu bilang semua berawal dari rencana.
Hmmm, brearti sekarang yang harusnya aku ngga percaya bukan ‘rencana’ tapi ‘komersiil’. Karena nyatanya motivator itu juga berfikir karena ‘perut yg mendorong’. Hahaha, terlihat munafik memang, tapi itu keadaan yang di depanku.
Nyatanya aku di sini BUKAN karena rencanaku 1,2,3,4,5, atau puluhan tahun yang lalu. Karena saat ini aku mencoba mengingat masa laluku kembali. Aku tak pernah berpikir aku akan berada di sini saat ini. Tak ada satupun catatan di hidupku, aku menjadi mahasiswa, aku menjadi pengajar, aku menjadi pengusaha kecil-kecilan, aku memiliki mata baru (mata lensa). Justru apa yang aku tulis satupun tak ada pada saat ini. Karena itu mulai saat ini aku bukan percaya lagi pada rencana tapi KESEMPATAN.

Yah, hidup itu bukan pilihan tapi kesempatan. Kesempatan mengalahkan rencana. Kesempatan yang ada pada akhirnya. Kesempatan yang membawa aku sampai pada saat ini. Kesempatan yang menemani baik dulu ataupun nanti.

Tapi nyatanya kesempatan bukan ditunggu tapi dicari. Bagaimana dengan mereka, saat aku melihat mereka malam ini. Aku melihat mereka sama saat aku 3 tahun yang lalu. Saat aku tak tau harus kemana. Dan aku memilih mendengarkan hatiku. Saat itu aku berkata aku bukan mereka. Aku bisa berjalan dengan kakiku sendiri. Walau sepatu yang aku gunakan terlalu berat, nyatanya kesempatan membantu ku bukan rencana atau pilihan.

Suatu saat nanti, saat aku masih berjalan dalam kesempatan. Dan kalian yang mendengarku malam ini. Aku yakin kita akan bertemu lagi dalam kesempatan bukan rencana atau pilihan. Kesempatan yang indah tentunya, semoga.

-kasih-
For 3 ips k2
Affan,feri,fasda,yogi,ayu
Aku yakin kita akan bertemu dalam kesempatan,
dimana kalian menjadi sesuatu yang pantas aku banggakan.




Kan ku ingat selalu kata-katamu malam ini.


Dari tulisan itu bisa disimpulkan kalau aku orang yang menerima berbagai macam kesempatan. Berusaha menjadi 'yes women'. Tapi tetep semua itu ada pertimbangannya. Hmmm, hidup ini memang luas. Hanya mereka yang pintar yang berani main aman. Aku terlalu bodoh untuk mencoba menerima semuanya.

Jadi inget pantun:
"kalau ada sumur diladang, boleh kita menumpang mandi.
kalau ada umur panjang,  boleh kita berjumpa lagi"
Untuk kalian 3 ips k2 suatu saat kita pasti bertemu lagi, entah dimana itu. Dengan kesempatan pastinya bukan pilihan.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts