Friday, February 17, 2017

Kemit Forest - Wisata Edukasi Di Sidareja Cilacap

Selamat datang di Kemit Forest

Tidak ada perjalanan yang mulus, baik-baik saja. Pasti ada saja yang terjadi, entah sebelum, saat, atau pun sesudah perjalanan itu dilakukan.

Beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi Kemit Forest atau Hutan Kemit. Saya sendiri baru tahu nama tempat ini. Bahkan teman saya yang anak daerah setempat saja belum tahu dengan keberadaan Kemit Forest. Berbekal dadakan, nekad, dan asal pergi saja akhirnya saya dan teman saya berangkat mencarinya.

Setelah dzuhur kami bertiga berangkat dari Karang Pucung. Dari info yang saya dapat di internet arah jalannya dari Sidareja semua. Sedangkan, kami berangkat dari Karang Pucung. Teman yang tahu tempatnya hanya memberi petunjuk dari SMP N 3 Gandrungmangu lurus terus. Ada jalan, masuk saja.

Yang terjadi kenyataannya adalah saya masuk ke jalan yang masuk ke SMP N 3 Gandrungmangu. Masuk jalan yang sepi dan nyasar lewatin kuburan. Akhirnya tanya ke warga setempat dan diberi tahu jalan yang benar.

Seharusnya dari arah Karang Pucung lewatin plang SMP N 3 Gandrungmangu tetap lurus di jalan raya itu. Bukan masuk jalan yang ke SMP N 3 Gandrungmangu. Sampai kalau ada lapangan kecil di kiri jalan, terus ada jalan di sebelah kanan masuk jalan itu. Di jalan itu ada plang menuju Kemit Forest.

Jangan harap setelah masuk jalannya akan mulus. Lah wong, jalan dari Karang Pucung ke Sidareja saja sudah seperti trek offroad. Untungnya sekarang pihak Pemprov Jateng akan turun tangan memperbaikinya. Dan semoga jalan menuju Kemit Forest juga ikut diperbaiki.

Jalan menuju Kemit Forest yang begitu lah....
Tidak jauh dari jalan raya, hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja sudah sampai di Kemit Forest. Tapi, ya itu. Kalau jalannya mulus mungkin 5 menit saja cukup. Padahal pemandangan sepanjang jalan pas masuk kawasan hutan cukup bagus. Pohon-pohon yang tinggi menjulang menambah kesegaran di sepanjang jalan.
Hanya bagian jalan ini saja yang mulus. Sisanya, oh NO!
Berbeda dengan objek wisata di Cilacap yang pengelolanya masih amburadul. Seperti Pantai Sodong yang masih banyak pungli, Wisata Hutan Payau yang terbengkalai, atau pantai-pantai di Nusakambangan yang belum ada pengelolanya. Kemit Forest yang terletak di Desa Karanggedang Kecamatan Sidareja ini menurut saya pengelolaannya sudah cukup baik. 

Saya melihat konsep pengelolaannya hampir sama seperti Kampung Kurcaci di Purbalingga. Menyediakan beberapa tempat untuk berswafoto. Memanfaatkan pohon-pohon yang rindang sebagai background-nya. Membangun beberapa fasilitas pendukung seperti warung, toilet, dan tempat parkir. Dan mengembangkan wisata edukasi.
Sejuknya Kemit Forest
Tapi tentu ada bedanya.

Di Kemit Forest, kita bisa melihat Kecamatan Sidareja dari atas panggok atau rumah pohon. Ah, kalian tidak perlu naik ke atas rumah pohon pemandangan itu pun sudah bisa terlihat. Pohon yang rindang, hamparan sawah yang luas, pemukiman warga, jalan yang meliuk-liuk dan sedikit sembulan gunung Galunggung. Perpaduan pemandangan tersebut terlihat begitu nyata, bukan fatamorgana.


Selain memberikan kesejukan karena di penuhi pohon yang rindang. Kemit Forest juga menyediakan perpustakaan kecil yang menyediakan berbagai macam buku bacaan. Jadi sambil duduk-duduk santai pengunjung bisa membaca dan menambah wawasan. Awas, saking sejuknya jangan sampai ke tiduran, ya. Bagi keluarga yang membawa serta anaknya juga bisa mengajak anaknya untuk bermain wahana komedi putar.

Komedi putar di Kemit Forest

Pemandangan Kecamatan Sidareja dari Kemit Forest

Suasana di Kemit Forest
Sayangnya, dengan segala kebaikan yang ditawarkan Kemit Forest. Ada saja pengunjung yang vandalist. Mengotori fasilitas yang sudah disediakan pengelola. Apa sih untungnya corat-coret begitu? Saat saya di sana, terlihat segerombolan anak muda yang tengah asik menuliskan sesuatu di salah satu bambu. Nampaknya pengelola juga harus mengedukasi tentang hal ini kepada pengunjung. Bukankah kalau tempat itu indah dan enak dilihat, kita juga yang merasakannya?
Mereka salah satu pelaku vandalisme di Kemit Forest.

Astaga, mau sampai kapan seperti ini?
Pokoknya wisata ini cocok untuk balita sampai manula. Hanya jalan menuju tempat ini saja yang sangat perlu perbaikan. Apalagi tiketnya yang sangat terjangkau, cukup Rp. 2.500,00/orang untuk tiket masuk dan parkir Rp. 1.000,00/motor.

Walau namanya yang agak sedikit horor di telinga, Kemit Forest ini bukan berarti pelesetan dari demit. Kata yang biasanya digunakan orang sebagai kata ganti hantu. Kemit ini berasal dari jenis tawon/lebah kemit. Konon katanya, dulu hutan ini banyak sekali sarang lebah kemit. Tetap terdengar horor takut disengat lebah, ya? Tenang sekarang lebah-lebah itu sudah jarang sekali ditemukan di hutan ini.

Yang horor tetap, cuma jalannya.
Siapkan energi, ya. Untuk melalui semua ini.

3 comments:

  1. Jalannya bisa dilalui mobil atau bis kluarga ngga ya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau dari lebar jalannya sebenarnya bisa, kak. tapi ya gitu, berlubangnya ancur dan menanjak. kalau mau yang agak mulus lewat sidareja aja, kak. tapi aku kurang paham masuknya lewat mana.

      Delete
  2. Kl dari sidareja masuknya dari arah stasiun sidareja..bgtu kata yg pernah lewat sana..skrg jln karang pucung sidareja sdh halus berbeton..cuma ya itu jln masuk kemit nya masih rusak kl dr krgpucung nya

    ReplyDelete

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts