![]() |
Selamat datang di Kemit Forest |
Tidak ada perjalanan yang mulus,
baik-baik saja. Pasti ada saja yang terjadi, entah sebelum, saat, atau pun
sesudah perjalanan itu dilakukan.
Beberapa hari yang lalu, saya
mengunjungi Kemit Forest atau Hutan Kemit. Saya sendiri baru tahu nama tempat
ini. Bahkan teman saya yang anak daerah setempat saja belum tahu dengan
keberadaan Kemit Forest. Berbekal dadakan, nekad, dan asal pergi saja akhirnya
saya dan teman saya berangkat mencarinya.
Setelah dzuhur kami bertiga
berangkat dari Karang Pucung. Dari info yang saya dapat di internet arah jalannya dari Sidareja semua. Sedangkan, kami
berangkat dari Karang Pucung. Teman yang tahu tempatnya hanya memberi petunjuk
dari SMP N 3 Gandrungmangu lurus terus. Ada jalan, masuk saja.
Yang terjadi kenyataannya adalah
saya masuk ke jalan yang masuk ke SMP N 3 Gandrungmangu. Masuk jalan yang sepi
dan nyasar lewatin kuburan. Akhirnya tanya ke warga setempat dan diberi tahu
jalan yang benar.
Seharusnya dari arah Karang
Pucung lewatin plang SMP N 3 Gandrungmangu tetap lurus di jalan raya itu. Bukan
masuk jalan yang ke SMP N 3 Gandrungmangu. Sampai kalau ada lapangan kecil di
kiri jalan, terus ada jalan di sebelah kanan masuk jalan itu. Di jalan itu ada
plang menuju Kemit Forest.
Jangan harap setelah masuk
jalannya akan mulus. Lah wong, jalan
dari Karang Pucung ke Sidareja saja sudah seperti trek offroad. Untungnya sekarang pihak Pemprov Jateng akan turun tangan
memperbaikinya. Dan semoga jalan menuju Kemit Forest juga ikut diperbaiki.
![]() |
Jalan menuju Kemit Forest yang begitu lah.... |
Berbeda dengan objek wisata di
Cilacap yang pengelolanya masih amburadul. Seperti Pantai Sodong yang masih banyak pungli, Wisata Hutan Payau yang terbengkalai, atau pantai-pantai di Nusakambangan yang belum ada pengelolanya. Kemit Forest yang terletak di Desa
Karanggedang Kecamatan Sidareja ini menurut saya pengelolaannya sudah cukup
baik.
Saya melihat konsep
pengelolaannya hampir sama seperti Kampung Kurcaci di Purbalingga. Menyediakan
beberapa tempat untuk berswafoto. Memanfaatkan pohon-pohon yang rindang sebagai
background-nya. Membangun beberapa
fasilitas pendukung seperti warung, toilet, dan tempat parkir. Dan mengembangkan
wisata edukasi.
Tapi tentu ada bedanya.
Di Kemit Forest, kita bisa
melihat Kecamatan Sidareja dari atas panggok
atau rumah pohon. Ah, kalian tidak perlu naik ke atas rumah pohon pemandangan
itu pun sudah bisa terlihat. Pohon yang rindang, hamparan sawah yang luas,
pemukiman warga, jalan yang meliuk-liuk dan sedikit sembulan gunung Galunggung.
Perpaduan pemandangan tersebut terlihat begitu nyata, bukan fatamorgana.
Selain memberikan kesejukan
karena di penuhi pohon yang rindang. Kemit Forest juga menyediakan perpustakaan
kecil yang menyediakan berbagai macam buku bacaan. Jadi sambil duduk-duduk
santai pengunjung bisa membaca dan menambah wawasan. Awas, saking sejuknya
jangan sampai ke tiduran, ya. Bagi keluarga yang membawa serta anaknya juga
bisa mengajak anaknya untuk bermain wahana komedi putar.
Sayangnya, dengan segala kebaikan yang ditawarkan Kemit Forest. Ada saja pengunjung yang vandalist. Mengotori fasilitas yang sudah disediakan pengelola. Apa sih untungnya corat-coret begitu? Saat saya di sana, terlihat segerombolan anak muda yang tengah asik menuliskan sesuatu di salah satu bambu. Nampaknya pengelola juga harus mengedukasi tentang hal ini kepada pengunjung. Bukankah kalau tempat itu indah dan enak dilihat, kita juga yang merasakannya?
![]() |
Komedi putar di Kemit Forest |
![]() |
Pemandangan Kecamatan Sidareja dari Kemit Forest |
![]() |
Suasana di Kemit Forest |
Pokoknya wisata ini cocok untuk
balita sampai manula. Hanya jalan menuju tempat ini saja yang sangat perlu
perbaikan. Apalagi tiketnya yang sangat terjangkau, cukup Rp. 2.500,00/orang untuk
tiket masuk dan parkir Rp. 1.000,00/motor.
Walau namanya yang agak sedikit
horor di telinga, Kemit Forest ini bukan berarti pelesetan dari demit. Kata yang biasanya digunakan
orang sebagai kata ganti hantu. Kemit ini berasal dari jenis tawon/lebah kemit.
Konon katanya, dulu hutan ini banyak sekali sarang lebah kemit. Tetap terdengar
horor takut disengat lebah, ya? Tenang sekarang lebah-lebah itu sudah jarang
sekali ditemukan di hutan ini.
Yang horor tetap, cuma jalannya.
Jalannya bisa dilalui mobil atau bis kluarga ngga ya ?
ReplyDeletekalau dari lebar jalannya sebenarnya bisa, kak. tapi ya gitu, berlubangnya ancur dan menanjak. kalau mau yang agak mulus lewat sidareja aja, kak. tapi aku kurang paham masuknya lewat mana.
DeleteKl dari sidareja masuknya dari arah stasiun sidareja..bgtu kata yg pernah lewat sana..skrg jln karang pucung sidareja sdh halus berbeton..cuma ya itu jln masuk kemit nya masih rusak kl dr krgpucung nya
ReplyDelete