Monday, November 14, 2011

Menulis 'Sejarah'

Postingan ini mungkin telat tapi tetep 'better late than never' donk. Sebenernya aku udah pengen nulis dari kemarin cuma laptopku rusak dan sekarang baru sempet buka blog ini. Untuk berGo Blog Go Blog ria lagi pastinya.

Oke, langsung aja deh. Waktu kemarin tanggal 10 November 2011, Indonesia memperingati hari Pahlawan. Bung Karno berkata 'Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya', benarkah itu? Mungkin benar, karena kita menjadi sekarang ini karena pengaruh dari apa yang sudah dilakukan pahlawan. Tapi itu semua cuma menjadi teori saja saat kita berkenan membuka mata, melihat kenyataan yang ada.


Aku seseorang yang menjadi pemuda di era 2000-an harus pasrah menerima sejarah yang sudah dibuat sedemikian rupa sebelum aku lahir. Dimana sejarah seperti tulisan, bisa didelete kemudian ditulis lagi. Yang belum tentu ditulis ulang, tapi bisa diubah sesuka hati yang menulis. Bisa ditambah atau dikurangi atau dibiarkan saja terhapus. 

Ironis memang saat pahlawan mengukir sejarah yang seharusnya kita banggakan tapi kenyataannya tidak. Tidak karena ada bekas delete-an. Tidak karena dibiarkan terdelete. Tidak karena tertambah sesuatu yang bukan. Tidak karena terkena serpihan politik. Tidak karena terekspose komersialitas. Tidak karena kekuasaan satu orang. Yang kuat yang menang yang boleh menulis sejarah. Bagaimana sebenarnya sejarah? Apa sebenarnya arti dari pahlawan?

Dan saya ingin menangis, saat tahu yang sebenarnya dengan sejarah yang sudah dibuat pahlawan. Yang saat SD saya bangga membacanya. Seperti R.A Kartini, yang dari SD sudah saya dengar berulang-ulang kali bahkan sangat bangga saat merayakan hari Kartini. Sosok pahlawan emansipasi wanita yang dibuat 'sejarah' harus membatalkan sekolah di Belanda dan pasrah menjadi korban poligami. Berlawanan dengan apa yang dilakukan sebagian besar wanita di Indonesia saat ini yang menentang poligami. 

Tidak hanya itu, masih banyak lagi pahlawan yang ditulis karena 'sejarah'. Seperti bagaimana bahasa Melayu mendominasi bahasa Indonesia? Bagaimana Indonesia memiliki presiden bernama Prawiranegara? Bagaimana Imam Bonjol memenangi perangnya? Bagaimana seorang Hamengkubuwono bisa menduduki kota Jogja? Bagaimana sebenarnya Islam masuk ke Indonesia, apa benar itu semua baik-baik saja? Kapan sebenarnya Indonesia merdeka?

Itu jaman dulu, bagaimana dengan sekarang saat aku ikut serta menyaksikan sejarah. Mendengar cerita pahlawan tanpa tanda jasa yang ada di perbatasan. Mendengar para pahlawan penyumbang mendali emas yang mengais rejeki dengan mendorong gerobak. Dan gelar pahlawan tahun ini pun masih sama. Masih sama membicarakan pantaskah Soeharto dan Gus Dur menjadi presiden. Paling-paling tinggal menunggu waktu doang. Nanti saat jaman anakku menjadi pemuda, mungkin semua sudah menjadi 'sejarah'.

Manusia memang tidak ada yang sempurna. Pahlawan pun tidak ada yang sempurna. Menulis 'sejarah' pun bisa dibuat bukan dengan tinta emas tapi dengan uang, politik, kekuasaan, dan waktu. Semoga kelak aku sempat bercerita kepada anak ku dengan sejarah yang aku alami.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts