Tuesday, January 17, 2012

Jobless

Jobless berarti pengangguran, tunakarya, atau orang yang tidak memiliki pekerjaan. Secara resmi itu adalah status yang aku sandang. Tiga bulan lebih berlalu, semenjak aku diwisuda 20 September 2011. Keadaannya emang sudah beda banget ngga kaya dulu pas kuliah. Dulu waktu kuliah aku punya banyak banget kegiatan. Sampai suka berangkat pagi pulang dini hari.



Banyak temen-temen yang tidak menyangka dengan keadaanku sekarang. Tiap kali mereka sms, chat, atau telpon selalu menanyakan "Udah kerja dimana?". Dan selalu aku jawab belum kerja. Mereka menganggap aku bohong. Tapi ini kenyataan. Terus terang aku kadang ngedrop kalau ditanya soal kerjaan. Pendapat orang memang beda-beda, ada yang jadi mendoakan semoga cepat dapat kerjaan. Tapi ada juga yang ngeyel, tidak percaya, malahan sampai memaksa. Terus ada juga yang minta dicariin kerjaan. Wew, aku juga tidak punya!

Tekanan dari mana saja pasti ada. Terkadang mereka yang mengaku care, sayang, dan tau aku justru bikin aku ngedrop. Dan terkadang mereka yang orang lain justru lebih mengerti keadaan ku daripada mereka yang mengaku saudara. Orang-orang di luar keluarga memang lebih netral. Mereka tidak akan merasakan dampak dari apa yang kita alami. Sedangkan keluarga, mereka merasakan kalau kita di rumah ngga ngapa-ngapain. Belum lagi pendapat tetangga terutama ibu-ibu saat bergosip kalo tanya "Bu,anaknya kerja dimana?". Terus mereka meninggi membanggakan anak-anak mereka sendiri.

Banyak juga loh orang-orang yang sukses karena mereka menentang keluarganya sendiri. Tanpa dipungkiri, masih banyak keluarga yang tidak menerapkan sistem demokrasi dalam keluarganya. Orang tua bakalan merasa tidak sukses kalau belum bisa menjadikan anaknya pegawai kantoran. Banyak orang tua yang rela mengeluarkan kocek dalam-dalam demi sebuah pekerjaan untuk anaknya.

Banyak orang tua tidak yakin kalau anaknya menempuh jalan hidup beda dari harapan. Cenderung menyepelekan, merendahkan, malahan membuat anaknya putus asa. Tapi kalau sudah sukses juga dieluh-eluhkan. Dan banyak juga anak yang nurut saja sama orang tuanya. Dengan alasan klasik "Takut durhaka sama orang tua".

Kalo keadaanku saat ini bisa dikatakan seperti itu bisa juga tidak. Orang tua ku sama kaya orang tua pada umumnya. Pengin anaknya sukses. Tapi keadaan mereka tidak memungkinkan membuat aku menjadi orang kantoran. Kalau aku mau jadi orang kantoran ya harus usaha sendiri. Sementara aku bukan tipe orang yang kaya gitu. Aku penginnya kerja yang bisa selalu menelorkan ide kreatif, selalu memutar otak, dan tidak terjebak sistem.

Aku sih tidak terlalu mematok, tapi semoga terwujud walau entah kapan. Yang jelas saat ini yang pengin aku lakukan adalah bermanfaat untuk orang lain dan pergi dari rumah. Bukan aku benci sama keluarga ku, tapi kenyataannya saat aku pergi dari rumah justru aku mampu mejadi pribadi yang berkembang.

Semoga segera terwujud, amin ya robal 'alamin..

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts