Saturday, April 25, 2015

Jangan Lupa Bahagia

Aku termasuk orang yang sudah lama meninggalkan facebook. Yang aku ingat terakhir kali membuat status setelah aku lulus kuliah. Satu sampai tiga bulan pertama lulus kuliah, aku dibanjiri pertanyaan seputar pekerjaan. Entah itu di inbox, status, dan sampai ada yang menulisnya langsung di dinding akun facebookku. Bahkan ketika aku menglike status teman, ada yang sengaja koment di status teman itu untuk menanyai pekerjaanku atau sekedar ingin tahu kemajuanku mencari kerja.

Jujur, itu membuatku risih. Apalagi setelah satu minggu di wisuda sudah ada teman yang mendapat pekerjaan. Belum lagi kamu akan menemui teman yang dulu mengerjakan tugas saja tidak pernah, ujian nyontek, kuliah titip absen tapi tiba-tiba terdengar kabar kerja di perusahaan yang bonafit. Ada juga yang dulu jadi sumber contekan, setiap mau ujian catatannya jadi master di fotocopyan, absen rapet, IPK cumlaude tapi cari kerja susah. Giliran dapat kerja di perusahaan kecil, gaji pas-pasan. Kita semua sadar nasib setiap orang berbeda-beda. Dan mencari pekerjaan sangat berbeda jauh dengan mencari sekolah atau universitas.


Dan suasana bekerja sangat jauh berbeda dengan sekolah/kuliah. Kalau sekolah seorang leader dipilih yang pintar, cekatan, dan menguasai bidangnya. Sedangkan bekerja, bisa saja leader kamu tidak lebih baik dari kamu. Lucu yah, yang berjuang mati-matian belum tentu dapat yang baik. Yang santai-santai bisa dapat ini itu bahkan lebih.

Kamu akan mulai sadar sukses itu tidak ada ukurannya, tidak ada syaratnya, tidak ada yang memberi, dan kamu pun tidak tahu kapan itu terjadi. Banyak motivator bilang, kalau ingin sukses rencanakan mimpimu, lakukan dan wujudkan. Kenyataannya keadaan setiap orang berbeda-beda. Memang tidak ada yang salah untuk bermimpi, tidak juga untuk mewujudkannya. Tapi sukses itu tentang bagaimana kamu menyikapi yang ada di sekitarmu.

Banyak orang kaya, punya jabatan, punya orang-orang yang mencintai dia tapi kenapa masih merasa belum sukses? Seorang motivator berbisik, karena kurang bersyukur. Nyatanya bersyukur saja tidak cukup.
Pernah kamu melihat atau mendengar orang berkata "Ya sudahlah, syukuri saja", dengan wajah yang ditekuk bibir cemberut. Atau "Hehehe, ya alhamdulillah bersyukur", dengan senyum menyeringai malu-malu. Yakin mereka benar-benar bersyukur? Atau hanya sekedar formalitas saja biar tidak dibilang orang yang putus asa dan pesimis.

Lalu bagaimana caranya agar hidup terasa mudah. Berbahagialah. Karena hidup ini lucu, jangan lupa bahagia.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts