Thursday, May 28, 2015

Dear Future Husband


Dear future husband,
Tahukah kamu semenjak aku berumur 20 tahun pertanyaan menyebalkan itu mulai datang. Aku tidak mengerti kenapa orang-orang sering menanyaiku pertanyaan itu. Seolah-olah aku perempuan paling hina jika tak bisa menjawabnya dengan sempurna.


Dear future husband,
Aku bukan perempuan paling cantik yang kamu lihat seumur hidupmu. Atau mungkin untuk mendapatkan predikat cantik pun aku tak mampu. Aku hanya bisa nyaman dengan apa adanya aku. Tapi bukan berarti aku tidak peduli dengan penampilan. Hanya saja aku tak pandai melukis di wajahku.

Dear future husband,
Kamu tahu seberapa banyak pun kamu makan, makanan yang akan kamu rindukan pasti masakan ibumu. Masakanku memang tak seenak juga mungkin tak membuatmu rindu seperti masakan ibumu. Tapi tahukah kamu, aku pun ingin seperti ibumu. Yang dirindukan masakannya oleh anakku. Karena aku akan selalu berteriak menyuruh anakku makan sebelum aku makan.

Dear future husband,
Kamu mungkin akan menganggap aku manja. Kemana-mana harus diantar. Ada apa-apa sedikit minta tolong. Tapi tahukah kamu, saat kamu menolongku, aku pun berpikir bagaimana aku bisa melakukan itu semua saat kamu tidak ada. Aku memperhatikan kamu membetulkan kabel yang putus agar suatu saat nanti itu bisa aku lakukan tanpamu. Aku memperhatikan jalan yang kamu lalui agar nanti saat aku sendiri tidak salah jalan.

Dear future husband,
Aku memang terlalu emosional dan egois. Itu bukan inginku menambah beban pikiranmu. Tapi, aku senang saat kamu mulai menasehatiku. Kamu yang berpendirian dan aku kagumi bisa menurunkan egoku.

Dear future husband,
Mungkin kamu akan menggerutu seperti laki-laki yang lainnya. Bahwa wanita kerjaannya cuma belanja buang-buang uang saja. Aku memang sangat lama bila berbelanja. Tahukah kamu, itu karena aku ingin uang yang kamu cari susah payah itu tidak terbuang sia-sia. Tahukah kamu, aku pun memikirkan tabungan. Jika nanti kelak sesuatu terjadi padamu, aku siap menerimanya.

Dear future husband,
Jika kamu berpikir aku wanita sholehah, itu salah. Aku wanita biasa yang banyak dosa. Hanya saja Tuhanku baik sekali hingga tidak membuatnya terlihat. Padahal aku banyak sekali salah. Aku sendiri juga tidak tahu apakah ibadahku selama ini diterima olehNya. Aku pun tidak tahu ibadahmu kepadaNya lebih baik atau tidak dariku. Tapi aku yakin kamu mampu menuntunku dan bersama-sama membuat diri kita lebih baik lagi.

Dear future husband,
Aku minta maaf kalau aku bukanlah wanita impianmu selama ini. Suatu hari nanti mungkin kamu akan kecewa memilih aku. Atau mungkin akan bosan hidup denganku. Tapi, apapun yang sudah kita lalui bersama, aku pernah merasakan bahagia. Bahagia bertemu dengan mu yang tidak akan pernah aku sesali selamanya.

Karena kamu dear future husband, sudah menyempurnakan hidupku yang banyak sekali kurangnya.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts