Thursday, September 17, 2015

Galau Karena Cinta Belum Seberapa Dibanding Galaunya Pengangguran

Ada sejuta macam cerita tentang cinta. Sejomblo-jomblonya kamu pasti pernah merasakan namanya cinta. Pesona cinta memang tiada tandingannya. Dari yang berbunga-bunga sampai berdarah-darah karenanya. Dari yang sudah senang sekali walau hanya mendengar namanya. Sampai muak melihat ada sedikit saja yang mirip dengannya.

Berbunga-bunga, jantung berdebar begitu cepat, panas api cemburu, endapan-endapan rindu, aliran darah yang begitu cepat, senyum yang tak jelas, lamunan mengenang semua angan, semua itu bisa bercampur menjadi satu hanya karena cinta. Bahkan banyak yang rela melakukan segala cara untuk cinta. Walaupun pengorbanan itu dilakukan dengan diam tanpa si cinta itu tau keberadaanmu.


Seorang teman datang padaku, dia pemuja cinta. Dari pertama mengenalnya sampai pada saat ini, dia selalu bercerita persoalannya tentang cinta. Dalam dunianya hanya cinta yang jadi masalah. Mungkin kalau dia hidup menggelandang tanpa uang sekalipun tak masalah asal ada cinta. Atau justru uang itu ada karena cinta.

Ada bahkan banyak kok, orang yang sangat peduli soal cinta. Pesan tidak dibaca saja sudah seperti tidak makan 3 tahun. Jawaban hanya singkat saja sudah seperti menghadapi malaikat maut. Dikatain jomblo saja sudah seperti dijorokkan dari atas gedung 138 lantai.

Tidak masalah memiliki rasa cinta. Karena hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga, katanya pujangga. Dengan cinta dunia menjadi indah. Walaupun rating persoalan cinta sangat tinggi dibicarakan, nyatanya itu belum seberapa dibanding galaunya pengangguran.

Kalau kamu jomblo merasa tersinggung ditanya banyak orang dengan statusmu. Itu belum seberapa. Jomblo paling cuma diceng-cengin temen. Lah kalau kamu pengangguran yang ngecengin itu seluruh dunia. Dari keluarga, om, tante, bude, pak de, sepupu, keponakan, sepupunya keponakan, eyang, eyangnya sepupu, sampai orang entah siapa yang dianggap keluarga. Jaringan pertemanan pun begitu. Entah siapa kenal banget juga engga, tiba-tiba nyletuk aja. Sampai tukang siomay pun ada yang tanya "Kerja dimana mas?", jarang banget bahkan hampir ngga ada kan tukang sol sepatu tanya "Jomblo ya mas?". Udah kaya nyamuk, nguing nguing ditabok, masih tetep aja nguing nguing. Entah dimana keberadaannya, terlalu misteri.

Menjadi korban PHP (Pemberi Harapan Palsu) memang menyakitkan. Pelaku seringnya terlihat sangat respect, perhatian dan memberikan itikat yang baik. Kalau pelaku PHP itu calon gebetan kamu, bisa kamu marahi sesuka hati. Tapi kalau pelaku PHP itu orang yang menginterview kamu saat melamar kerja. Mau kamu marahin tidak bisa. Kamu hanya bisa pasrah dengan keadaan. Padahal saat interview mereka terlihat tertarik dengan kamu. Ramah, senyum yang manis, dan sangat antusias dengan jawaban-jawabanmu. Tapi giliran pengumuman, semua seperti ditelan bumi. Hilang tidak ada artinya lagi.

Belum lagi kalau diputus secara sepihak. Apalagi alasan diputus sama pacar karena "Kamu terlalu baik buat aku". Dalam dunia kerja kalau diputus sudah pasti bukan karena terlalu baik. Dan di dunia kerja tidak ada yang diputus secara baik-baik. Sebaik apapun saat kamu bekerja tidak ada artinya lagi setelah diputus kontrak kerjanya.

Jangan pikir ngga apa-apa deh pengangguran yang penting punya pacar. Aduh, ini justru musibah. Mana ada orang tua yang benar-benar rela anaknya berjodoh dengan pengangguran. Jangankan orang tua pasangan, pacar kamu saja belum tentu suka dengan pasangannya yang pengangguran. Emang sih, waktu bersama jadi banyak. Tapi kalau jalan-jalan ngga punya duit emang enak. Girl, serius deh masih enak ditinggal pacar kerja keras dari pada pacar yang selalu ada setiap saat tapi pengangguran. Iya sih, kemana-mana dianterin. Tapi motornya didorong, gara-gara ngga bisa beli bensin. Romantis sih sepiring berdua. Bisa beli sepiring aja udah alhamdulillah.

Paling parah sih kalau udah pengangguran, jomblo lagi. Lagi drop susah cari kerja tapi ngga ada yang menyemangati. Eh, tapi pengangguran yang jomblo lebih banyak pilihan kerja dimana saja dari pada yang sudah punya pasangan. Banyak pasti yang cari kerja ditentukan sama pasangannya. Apalagi penempatan kerja. Tidak ada yang benar-benar rela membina LDR. Kalaupun terlihat oke-oke saja, ujung-ujungnya nyesek juga.

Makanya, apapun pekerjaan kalian sekarang syukuri saja. Seberat apapun kerjaan kantor, masih lebih berat cari kerja.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts