Sejujurnya, belum pernah aku menginjakkan kaki di Sabang. Aku tahu Sabang pertama kali dari guruku waktu SD. Lewat lagu yang kita semua mengenalnya. Apalagi kalau bukan lagu Dari Sabang Sampai Merauke ciptaan R. Suharjo. Saat guruku bercerita tentang
lagu itu, aku membayangkan Indonesia yang sangat luas. Terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Aku merasa betapa kecilnya aku saat mendengar cerita guruku. Membayangkan
bisa menjelajahi Indonesia dari Sabang sampai Merauke mungkin hal yang
mustahil. Tapi punya mimpi itu sah-sah saja kan. Siapa tahu Tuhan memang
mengijinkan aku bisa menginjakkan kaki di Sabang. Dan kalau itu memang
benar-benar terjadi, aku sudah siap secara batin dan fisik.
Menurut info yang aku dapat, untuk menuju ke Sabang cukup mudah. Sudah ada pesawat yang langsung menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Dari bandara kita bisa naik taksi untuk ke pelabuhan Ulee Lheue. Ada dua jenis kapal yang bisa mengantarkan kita ke pulau Weh, Kapal Express dan Kapal Ferry. Tinggal pilih mau yang cepat atau lambat, yang murah atau mahal, atau yang sesuai jadwal keberangkatan saja agar tidak lama menunggu di pelabuhan. Mereka siap mengantar kita ke pelabuhan Balohan yang ada di pulau Weh.
Untuk itu aku senang meluangkan
waktu mencari tahu tentang Sabang yang terletak di Pulau Weh. Dari mengikuti
beberapa akun instagram dan twitter tentang Sabang. Sampai membaca beberapa
artikel dari orang-orang yang sudah pernah berkunjung ke Sabang atau memang
tinggal di Sabang. Seperti blognya Kak Hijrah yang orang asli Sabang dan akun
instagram @infosabang. Dengan melihat foto atau membaca artikel tentang Sabang
itu, membuatku bermimpi bisa datang kesana.
Menurut info yang aku dapat, untuk menuju ke Sabang cukup mudah. Sudah ada pesawat yang langsung menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Dari bandara kita bisa naik taksi untuk ke pelabuhan Ulee Lheue. Ada dua jenis kapal yang bisa mengantarkan kita ke pulau Weh, Kapal Express dan Kapal Ferry. Tinggal pilih mau yang cepat atau lambat, yang murah atau mahal, atau yang sesuai jadwal keberangkatan saja agar tidak lama menunggu di pelabuhan. Mereka siap mengantar kita ke pelabuhan Balohan yang ada di pulau Weh.
Selain pesawat yang langsung ke
Aceh, pilihan lain bisa via Medan. Ini untuk yang memiliki banyak waktu luang.
Dan bisa mendapat bonus menikmati pemandangan alam selama perjalanan dari Medan
sampai Aceh. Dari Bandara Kuala Namu naik bus ke terminal Batoh yang bisa
ditempuh selama 10 sampai 12 jam. Setelah sampai terminal Batoh, perjalanan
dilanjutkan naik taksi ke Pelabuhan Ulee Lheue.
Sampai di Pulau Weh apa yang pertama
harus dilakukan? Sebaiknya sewa kendaraan baik mobil ataupun motor sesuai
kebutuhan. Karena katanya di Pulau Weh ini transportasi umumnya masih jarang.
Kalau aku travelling ke tempat lain biasanya cari motor. Selain lebih murah,
juga lebih fleksibel dibawa kemana-mana. Setelah dapat kendaraan, baru lah cari
penginapan. Walaupun pulau kecil, hotel di Pulau Weh ini cukup mudah didapat.
Ada banyak pilihan, dari yang ratusan ribu sampai jutaan. Tinggal pilih sesuai
kemampuan.
Sebelum menikmati keindahan Pulau
Weh, ada baiknya memetakan tujuan. Agar perjalanannya tidak membintang. Loncat
sana-sini, balik lagi kesana-kesini. Waktu yang digunakan pun lebih
maksimaluntuk menikmati keindahan Pulau Weh.
peta pariwisata dari blog hijrahheiji.blogsopt.co.id |
Hari Pertama
Aku akan mencari penginap di
sekitar kota Sabang. Supaya dekat dengan fasilitas umum, cari makan pun mudah. Setelah
dapat penginapan yang sesuai keinginan, istirahat sebentar, meletakkan barang
bawaan di kamar. Petualangan di Pulau Weh pun dimulai. Tempat wisata yang dekat
dengan Sabang ada Danau Aneuk Laot, Pantai Sumur Tiga, dan Pantai Kasih
Danau Aneuk Laot ini dekat dengan
pusat kota Sabang. Di danau ini kita bisa menikmati pemandangan danau dan udara
yang segar. Yang hobi memancing bisa menyewa alat pancing untuk memancing di
danau. Karena aku tidak bisa memancing, bisa berkeliling danau dengan menaiki
bebek dayung. Di danau ini juga ada ikan pemakan kulit mati seperti fish spa.
Untuk mengawali perjalanan panjang menjelajahi Pulau Weh, kita bisa mencelupkan
kaki ke danau ini. Agar kaki kita siap melangkah lebih jauh lagi.
Pantai Sumur Tiga terletak di
sebelah timur kota Sabang. Konon katanya dinamai Pantai Sumur Tiga karena ada
tiga sumur yang airnya tawar. Pantai yang berpasir putih dan berair jernih ini
cocok untuk santai-santai. Menikmati semilir angin di antara pohon kelapa,
berjalan di tepian pantai, atau main air bisa kita lakukan di pantai ini.
Pantai Sumur Tiga sumber dari hijrahheiji.blogspot.co.id |
Pantai Kasih adalah tempat yang
paling ingin aku kunjungi selama di Pulau Weh. Bagaimana tidak, pantai ini
memiliki kesamaan nama denganku. Sama-sama bernama Kasih. Berkunjung ke Pantai
Kasih buatku seperti pulang ke rumah. Ini akan menjadi perjalanan paling
istimewa dari semua perjalanan yang pernah aku lakukan. Pastinya pantai ini pun
sayang dilewatkan karena memiliki keindahan yang luar biasa. Apalagi sambil
menikmati sunset dengan orang terkasih.
Jangan lewatkan malamnya dengan
menikmati kuliner khas Sabang. Salah satunya Sate Gurita. Ditempat lain umumnya
sate dari daging ayam, kambing, atau sapi. Mungkin karena Pulau Weh ini
dikelilingi dengan lautan yang kaya akan hasil lautnya, menjadikan masyarakat
setempat membuat aneka masakan dari hasil laut. Gurita ditusuk-tusuk layaknya
sate, dibakar, diberi bumbu dan ditambah lontong, pasti enak deh. Ada dua pilihan bumbu, bisa bumbu kacang atau
bumbu padang. Sate Gurita ini bisa kita jumpai di Pujasera yang buka dari jam
19.00 sampai 23.00 WIB.
Hari Kedua
Karena Pulau Weh masuk dalam Ten
best diving adventures di The Guardian Mag, itu berarti jangan sampai tidak
menikmati keindahan bawah laut di Pulau Weh. Ada sekitar 20 spot diving di
Pulau Weh, banyak ya. Kenapa di hari kedua ini kita baru diving? Karena kalau
hari pertama langsung diving tidak baik untuk badan kita. Apalagi kalau
sebelumnya baru naik pesawat. Badan kita butuh waktu untuk menyesuaikan tekanan
udara yang ada di sekitarnya.
Tiga spot diving yang terkenal di
Pulau Weh adalah Pantai Gapang, Pantai Iboih, dan Pulau Rubiah. Kita bisa
memilih salah satunya untuk menikmati keindahan bawah laut dan bermain dengan
ikan-ikan yang cantik. Atau tiga-tiganya kalau kuat. Dari kota Sabang
pantai-pantai itu satu arah dan berdekatan. Tiga tempat itu tentunya menawarkan
nuansa yang berbeda.
Di Pantai Gapang kita akan
merasakan keteduhan. Karena di pantai ini banyak ditumbuhi pohon besar bernama
gapang. Pasir yang putih dan air yang jernih menambah kecantikan pantai ini.
Kalau pun tidak snorkeling, kita bisa melihat biota bawah lautnya dengan
berjalan ke tengah dermaga.
Kalau di Pantai Iboih atau
dikenal juga dengan Pantai Teupin Layeu ombaknya lebih tenang. Karena pantai
ini terhalang oleh Pulau Rubiah, jadi ombaknya tidak langsung dari laut lepas. Di
pantai ini kita bisa menyewa kapal untuk menuju ke Pulau Rubiah. Ini adalah
spot favorit para penyelam. Dasar lautnya pun tidak terlalu dalam, jadi cocok
untuk penyelam pemula. Disini kita bisa bermain dengan ikan-ikan yang lucu dan
melihat karang-karang yang cantik, dengan air yang masih jernih.
Karena kejernihannya itu, dari
permukaan laut pun sudah bisa terlihat keindahannya. Untuk yang takut
snorkeling ataupun diving bisa menyewa boat kaca. Bentuknya sama dengan kapal
pada umumnya, hanya di bagian bawah kapal ada yang terbuat dari kaca. Sehingga apapun
yang ada di bawah kapal bisa terlihat. Sensasinya memang beda dari pada kita
menyelam ke laut. Tapi lebih baik cari aman kan dari pada menyusahkan orang
lain.
Setelah selesai bermain dengan
ikan yang lucu, perjalanan dilanjutkan ke titik 0 kilometer Indonesia. Lokasinya
tidak jauh, hanya sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Siapapun yang ke Pulau Weh
belum sah kalau belum ke tempat ini. Di tugu 0 kilometer kita bisa mendapatkan
sertifikat 0 kilometer. Buatku serifikat ini sangat berarti, sebagai bukti
kalau kita sudah menginjakkan kaki di Pulau Weh. Selain dapat sertifikat, kita
juga bisa menikmati keindahan alam di tugu 0 kilometer ini. Kalau kita datang
sore hari bisa sekalian menikmati sunset yang menawan.
Titik Nol Kilometer sumber foto dari arieyamani.blogspot.co.id/ |
Malamnya balik lagi ke kota
Sabang, untuk menginap semalam lagi. Karena malam kemarin sudah mencoba Sate Gurita,
malam ini tidak ada salahnya mencoba Mie Pingsun. Mie ini juga dikenal dengan
nama Mie Seafood karena isiannya selain mie ada cumi-cumi, udang, dan ikan. Pasti
enak sekali makan mie ini setelah seharian berpetualang. Mie Pingsun ini bisa
kita jumpai di Toko Aneka Ria buka dari jam 19.00 sampai 23.00 WIB.
Menikmati malam di Sabang belum
lengkap rasanya kalau belum ngopi. Aceh memang terkenal dengan kopinya. Walaupun
Sabang kota paling ujung di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, tetap saja harum
semerbak kopinya sampai ke Sabang. Salah satu kopi yang terkenal di Sabang
adalah kopi Ulee Kareng. Kopi ini hits di kalangan anak muda Aceh semenjak
tahun 90-an. Di Sabang kopi ini bisa kita jumpai di Warung Kopi Aci Rasa.
Hari Ketiga
Sebelum meninggalkan Pulau Weh,
tidak ada salahnya membeli oleh-oleh khas Sabang. Di kota Sabang banyak
toko-toko yang menjual oleh-oleh. Kita biasanya mendengar bakpia patok khas
Jogja. Tapi di Sabang ini juga ada bakpia loh. Bentuknya hampir sama seperti
bakpia patok. Varian rasanya ada original, pandan, kopi, dan durian bisa
dipilih sesuai selera.
Sambil menunggu kapal yang
mengantarkan kita dari pelabuhan Balohan ke Ulee Lheue sore hari. Kita bisa
mengunjungi objek wisata lagi yang dekat dengan pelabuhan. Atau searah dari
kota Sabang menuju pelabuhan Balohan. Karena hari pertama dan kedua sudah disuguhi
indahnya pantai dan bawah lautnya Pulau Weh, hari ini kita jalan-jalan ke Air
Terjun Pria Laot dan Gunung Berapi Jaboi.
Air Terjun Pria Laot terletak di
hulu Gunung Sarung Keris, di bagian selatan Pulau Weh. Jarak yang ditempuh jika
dari kota Sabang sekitar 12 km. Untuk mencapai Air Terjun Pria Laot kita harus
berjalan kurang lebih 1 km setelah memarkir kendaraan. Sampai di air terjun,
kita akan disuguhi pemandangan yang indah, suara percikan air yang menenangkan
dan udara yang segar.
Di bawah air terjun ini ada kolam
sedalam sekitar 1 m. Jika ingin berenang atau main air bisa di kolam ini.
Berbeda dengan air terjun pada umumnya yang hanya menawarkan kesegaran, di air
terjun ini kita akan merasa seperti spa fish. Karena di kolam ini banyak ikan
Garra Rufa yang memakan sel-sel kulit mati.
Dari Air Terjun Pria Laot kita
menuju Gunung Berapi Jaboi yang tidak jauh jaraknya. Konon katanya Sabang
berasal dari bahasa Arab Shabag, yang artinya gunung meletus. Jadi tidak heran
di Pulau Weh ini ada gunung berapinya. Letak gunung ini sekitar 15 km dari kota
Sabang. Kalau gunung pada umumnya kita harus mendaki selama berjam-jam dan
berjalan dari pos satu ke pos lainnya. Di gunung ini cukup berjalan sejauh
kurang lebih 200 m saja.
Aliran sungai yang hangat di Gunung Jaboi sumber foto dari hijrahheiji.blogspot.com |
Sampai di lokasi kita akan
disuguhi pemandangan gunung yang tidak biasa. Pohon yang berdaun hijau lebat,
beberapa diantaranya ada yang tinggal batang saja, dan bebatuan putih. Bau belerang
menyelimuti gunung ini, jadi untuk yang tidak kuat sebaiknya jangan lama-lama
di kawasan gunung. Dari pada pingsan malahan ngerepotin orang.
Petualangan di Pulau Weh pun
berakhir di Pelabuhan Balohan. Bagaimana, komplit sekali kan petualangannya? Dari
keindahan bawah laut, pantai, danau, air terjun, sampai gunung pun ada di Pulau
Weh. Apalagi untuk yang ingin keliling Indonesia, rasanya belum komplit kalau
belum ke titik 0 Indonesia. Ayo kita ke Pulau Weh! Pulau yang bikin kamu “Weh”.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar