![]() |
Ikutan giveaway ini yuk! |
Hampir semua anak muda jaman
sekarang punya handphone. Dan nyaris
semua handphone itu memiliki kamera. Hal
ini menjadikan setiap orang bisa mengambil foto apapun yang mereka mau. Tanpa
terkecuali dari balita sampai manula bisa dengan mudah memfoto.
Lagi makan, cekrek. Pergi
jalan-jalan, cekrek. Baru mandi, cekrek. Ada kecelakaan, cekrek. Mau nonton,
cekrek. Mau naik pesawat, cekrek. Beli barang baru, cekrek. Bangun tidur,
cekrek. Sampai lagi p*p pun, cekrek. Apapun momentnya senyum dikit, cekrek.
Apakah itu salah? Menurut saya, tidak sepenuhnya salah.
Setiap orang punya cara sendiri
dalam proses pendewasaan. Lama-kelamaan juga mereka sadar kalau itu tidak
terlalu penting. Atau tergantikan dengan budaya baru yang berkembang di
masyarakat. Coba saja lihat dirimu. Dulu main friendster dengan theme
yang lucu-lucu dan nama yang unik. Sekarang mana mau kita seperti itu lagi.
Demikian juga dengan memotret.
Dulu pakai kamera film. Yang harus bagus dengan sekali jepret, kalau tidak mau
buang-buang film. Pun harus menunggu lama untuk melihat hasilnya. Setelah
ditunggu-tunggu, ternyata fotonya terbakar atau gambarnya terpotong karena
kameranya paralaks. Waktu memfoto
sudah yakin objek yang diambil benar. Tapi kenapa objek yang difoto terpotong
atau geser?
Itulah yang dinamakan paralaks. Dimana jendela bidik untuk
melihat objek dan lensa untuk merekam objek berbeda tempatnya. Kalau kamera
jaman sekarang sudah dilengkapi dengan kaca pembalik. Sehingga paralaks sudah tidak terjadi lagi. Atau
kamera yang lebih canggih lagi ada mirrorless,
tanpa kaca pembalik tapi juga tidak paralaks. Lebih sederhana lagi kamera handphone.
Iyalah, pakai kamera handphone tinggal cekrek doang. Apalagi
sekarang sudah banyak handphone yang
dilengkapi kamera yang super duper keren. Kalau saya sejak tahun 2014 pakai ASUS Zenfone
4, hasilnya bisa kalian lihat di akun instagram
saya @kisahkasih_. Memakai ASUS Zenfone 4 ini sudah terasa cukup untuk saya.
Kameranya memang belum puluhan megapixel tapi untuk handphone lain yang selevel, ASUS Zenfone 4 ini sudah maksimal dan
komplit. Pilihan menu di kameranya banyak. Ada pengindahan, yang
membantu agar foto wajah kita bisa terlihat lebih tirus, halus, dan cerah.
Ingin foto malam lebih terang? Bisa pakai menu malam. Walaupun tidak ada flash,
foto malammu tidak akan gelap.
Kamera depan ASUS Zenfone 4 ini
belum ada 1 MP. Tapi tidak usah khawatir kalau mau selfie, tetap bisa memakai kamera belakang dengan bantuan menu selfie. Tentukan saja mau berapa wajah
yang akan selfie. Ketika tombol rana
sudah dipencet, kamera akan mendeteksi wajah yang akan selfie. Bila sudah sesuai, kamera akan memfoto secara otomatis. Saya
juga pernah menulis tips selfie disini, agar selfie kamu terlihat bagus.
Kalau mau bikin foto yang
lucu-lucu ada menu efek dan animasi GIF. Suka bereksperimen dengan
benda yang bergerak ada mundur cepat
waktu, gerak lambat, dan waktu
berlalu. Ada juga menu kedalaman
bidang dan miniatur, yang
membuat foto fokus pada satu titik/objek. Ingin jangkauan foto lebih luas bisa
pakai menu panorama.
Kadang kita merasa foto yang
diambil belum bagus dan ingin foto lagi. Tidak perlu repot kalau pakai ASUS Zenfone
4. Ada menu semua tersenyum dan hapus pintar yang membantu mengambil gambar lebih dari satu.
![]() |
Ini menu keren di kamera Asus Zenfone 4. |
Selain itu yang saya suka dari
ASUS Zenfone 4 ini, layarnya bisa disentuh untuk mengatur focusing atau pencahayaan. Jadi saya bisa memastikan foto saya
tidak buram dengan menyentuh layarnya. Tidak akan terlalu gelap atau terlalu
terang, pun hanya dengan menyentuh layarnya saja. Tidak hanya hasil jepretannya
yang bagus. Tapi ASUS Zenfone 4 ini memiliki fitur keren di galerinya.
Fitur tersebut antara lain: MiniMovie, fitur ini memudahkan kita
yang ingin membuat video dari foto-foto yang kita punya. Kolase, di sini kita bisa menggabungkan beberapa foto dalam satu frame. Selain itu juga ada menu editing, yang bisa memperindah,
memangkas, atau memberikan efek tertentu pada foto.
![]() |
Klik yang dilingkari merah kalau mau membuat video atau mengkolase foto. |
![]() |
Atau kalau mau mengedit foto bisa juga |
Komplit sekali kan? Baru punya handphone satu, sudah seperti punya
kamera dan PC sekaligus. Tanpa harus menambah aplikasi pendukung lainnya. Jadi memory internal lebih longgar tidak
kebanyakan aplikasi. Tapi pernahkah
kalian merasa hasil jepretan dengan handphone
tidak bagus? Padahal kameranya sudah oke dengan berpuluh-puluh megapixel. Tapi ada yang kameranya biasa saja
tapi fotonya bagus.
Buat saya fotografi dan kamera
adalah dua hal yang berbeda. Orang punya kamera belum tentu bisa fotografi.
Yang bisa fotografi pun, ada yang tidak punya kamera. Sama seperti menulis,
orang punya laptop belum tentu bisa menulis novel. Yang bisa menulis pun, ada
yang tidak punya laptop. Ada loh yang menulis pakai PC, mesin tik, atau menulis
dengan tangan di lembaran kertas.
Fotografi berasal dari bahasa
Yunani yaitu photos (cahaya) dan grafo (melukis), yang bisa diartikan
melukis dengan cahaya. Itu berarti cahaya adalah unsur paling penting dalam
fotografi. Sedangkan kamera hanyalah salah satu alat untuk menunjang proses
tersebut. Hanya salah satu.
Dan kita masih bisa menggunakan
berbagai alat/media selain kamera untuk melakukan proses fotografi. Contohnya dengan
mata kita sendiri. Yang tidak bisa itu kalau tidak ada cahaya sedikit pun. Karena
memang fotografi itu melukis dengan cahaya bukan dengan kamera.
Proses fotografi sebenarnya sama
dengan proses melihat dengan mata kita. Sama persis, hanya beda bentuk dan
namanya saja. Bahkan mata kita memiliki resolusi sekitar 576 megapixel. Dan kita
mendapatkannya dengan gratis. Tapi kamu masih menyombongkan kamera yang harganya
puluhan juta. Udah gitu fotonya biasa saja pula.
Itu semua memang tergantung pada
cara kita melihat. Teknik memang bisa dipelajari tapi soul datangnya dari hati. Sampai sekarang pun saya tidak punya
kamera khusus. Hanya mengandalkan kamera handphone.
Dulu waktu belajar fotografi, saya dapat pinjaman kamera dari kampus. Itupun jarang
pegang karena satu kamera bisa untuk 3-5 orang.
Dan hasilnya, dengan atau tanpa
kamera jenis apapun, dunia ini terlihat indah untuk saya. Orang lain mungkin
akan mengeluh saat hujan. Saya justru bisa merasa damai melihat rintik setiap
hujan yang turun. Orang mungkin akan marah bila terjebak macet. Saya bisa
tersenyum melihat setiap raut wajah mereka.
Sering kali saat saya posting di media sosial, orang mengira
saya foto di tempat yang jauh. Padahal hanya di sekitar rumah saja. Atau saat
saya mengajak seorang teman ke sebuah tempat, dia akan mengeluh tempatnya biasa
saja. Sedangkan foto saya menggoda dia untuk datang ke sana. Pun sering
terkecoh, dikira saya memakai kamera DSLR. Padahal cuma pakai handphone.
Pahami saja dari mana sumber cahaya itu datang. Bagaimana sifatnya? Gelap atau terang. Saya kadang melihat foto orang tersenyum terlihat jelek. Karena cahaya yang jatuh ke mukanya berantakan, bocor sana-sini. Sedangkan foto orang yang tanpa senyum sedikitpun bisa terlihat bagus bagi saya. Karena cahaya yang pas mengenai mukanya. Sekali lagi, karena fotografi bukan melukis dengan kamera tapi melukis dengan cahaya.
Tulisan ini diikut sertakan dalam Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com
Dulu jamannya kamera filem ga pernah diabadikan meski ada tukang poto keliling. LAh begitu ada kamera ponsel. Selalu eksis jeprat jepretnya.
ReplyDeletehueheee. lebih gampang pula ^_^
Iyap, betul. Teknologi memudahkan. :)
DeleteTerima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.
ReplyDeletePengumumannya sudah ada belum ya, Mba?
DeletePengumumannya sudah ada belum ya, Mba?
Delete