Monday, July 27, 2015

Hutan Payau Cilacap - Wisata Yang Terbengkalai

Langsung saja pada intinya, Hutan Payau di Cilacap ini terbengkalai, tidak terurus dan tidak layak sebagai objek wisata. Kemarin saya kesana bersama teman-teman dalam rangka memeriahkan musim reuni. Ya, lebaran memang menjadi ajang reuni. Kumpul bersama teman-teman yang sudah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.

Saya memilih mengajak teman-teman ke hutan payau ini karena sudah bosen saja ke Cilacap pasti pantai-pantai terus. Mungkin sudah puluhan kali atau bahkan ratusan kali, saya ke pantai.  Bagaimana tidak, rumah dekat pantai, sekolah pun dekat pantai.

Kami berdelapan naik motor menuju ke hutan payau tersebut. Dan dari delapan orang itu hanya satu orang yang pernah ke hutan payau itu. Itu pun jaman SD berarti sudah lebih dari 15 tahun yang lalu. Jadi dipastikan sama saja tidak ada yang bisa diandalkan di antara kami. Dengan modal nekad berjamaah kami kesana. Sempat tanya beberapa teman yang tinggal di daerah situ dan tanya penduduk sekitar. Akhirnya ketemu juga.


Jalan menuju hutan payau mudah dijangkau, sudah beraspal dan tidak jauh dari pusat kota Cilacap. Kalau kalian dari pusat kota Cilacap, cari jalan menuju Semen Holcim. Sebelahnya ada Jl. Damar dan Jl. Nusantara, pilih yang ke Jl. Nusantara. Dari Semen Holcim kira-kira 2 km di kiri jalan ada Jl. Wisata Payau masuk saja. Nanti belokan ke kanan terus sekitar 500 m ada plang besar menunjukan Wisata Hutan Payau. Masuk saja, di penghujung jalan itu kalian bisa menemukan TKP-nya.

Pintu gerbang Wisata Hutan Payau
Sampai di TKP ada gerbang yang bertuliskan SELAMAT DATANG DI WISATA HUTAN PAYAU. Dari luar terlihat sangat sepi, hanya ada segrombolan anak muda yang sedang nongkrong di parkiran. Kami sempat ragu, karena terlalu sepi dan sepertinya ditutup. Terlanjur sudah sampai dan daripada penasaran, akhirnya kami tetap masuk.

Di samping gerbang ada semacam bangunan kecil yang mungkin dulunya tempat loket. Tidak ada petugas satupun di situ. Jalan masuk sudah dipaving blok. Hal ini menandakan dulu pernah dirawat dan benar-benar dijadikan objek wisata.

Bangunan yang dulunya mungkin loket, malahan dicorat-coret ngga jelas
Kami datang saat musim kemarau jadi akar-akar pohon terlihat jelas. Di dekat pintu masuk ada perahu, yang mungkin kalau sedang musim hujan dan banyak air perahu itu bisa digunakan. Karena air yang sangat sedikit, ikan-ikan kecil terlihat sangat jelas. Mungkin itu ikan yang bisa hidup di lumpur dengan air yang sedikit. Teman-teman berujar itu ikan "Indosiar", karena sirip ikan agak lebar dan mereka lompat-lompat terlihat agak terbang seperti ikan di logo "Indosiar".

Tapi sekarang, begini lah nasib hutan payau ini. Pengunjung hampir tidak ada, fasilitas seperti kamar mandi dan lainnya juga tidak ada. Setelah kami masuk jalan yang dipaving ternyata hanya sedikit. Kata pemuda yang ada di parkiran, ujung dari hutan ini adalah laut. Tapi untuk menuju ke sana harus jalan sekitar setengah jam dan jalannya masih tanah. Karena ragu, tidak ada pemandu dan sangat sepi kami hanya bisa foto-foto di sepanjang jalan berpaving.

Ditengah-tengah hutan ada perempatan.
Beberapa foto sempat aku upload ke media sosial. Ada yang berkomentar, "Ngapain sih ke tempat sepi gitu?", "Apa bagusnya coba cuma kaya gitu doang?". Mereka ada benarnya. Banyak yang berpikir objek wisata yang bagus ya yang ramai, banyak fasilitasnya, banyak hiburannya, tempatnya bersih, mudah dijangkau, banyak rumah makan, dan ini dan itu banyak sekali tuntutannya.

Buat saya pribadi, objek wisata yang bagus itu tergantung siapa yang datang. Karena saya termasuk orang yang dimana-mana harus bahagia, segala macam kendala dan kekurangan bukanlah penghalang. Fasilitasnya bagus kalau pengunjungnya memang tukang mengeluh ya tetap saja tidak membuat dia bahagia. Kalau orang yang pikirannya selalu diselimuti energi negatif datang ke hutan payau ini pasti akan berujar "Tempat apa ini, jelek banget", "Ngga ada apa-apanya", "Ini sih hutan biasa", "Rugi nih kesini".

Sepi yah, kaya hati kamu. :))
Untuk hutan payau ini sebenarnya berpotensi menjadi pilihan wisatawan berkunjung. Tinggal kita semua mau atau tidak mengembangkan itu. Ini bukan hanya peran pemerintah tapi juga pengunjung yang datang. Tempat wisata yang bagus bila tidak didatangi pengunjung yang berpikir positif hanya akan menjadi pekarangan belakang rumah.
Dimana-mana harus senang kan? :D

No caption

6 comments:

  1. Hmm,ya.. Yang insyaalloh kami sebagai pemuda sekitaran,sedang2 membentuk kelompok sadar wisata(pokdarwis),silahkan add fb saya di 1. http://facebook.com/sang.muazinbest.1 ,insyaalloh - saya akan dokumentasi sampai dalam,cuma butuh waktu,perencanaan sepanjang jalan juga akan di bangun kuliner khas sini,ya kami juga membentuk keamanan berkerjasama dengan polsek cilacap utara,dan mesih banyak yg lainnya yg blm terpikirkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sip sip, tek dukung mas. nanti kalo udah terlaksana aku siap review lagi di blogku

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. Optimalkan SEO ya biar,blog makin banyak pengunjung - pengunjung blog saya bulan lalu.. Sekitar 1852 Pengunjung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. caranya gimana mas, udah tek baca, tek coba, ga jadi2.ga mudeng.hehehe

      Delete
    2. caranya gimana mas, udah tek baca, tek coba, ga jadi2.ga mudeng.hehehe

      Delete

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts