Saat napas ini masih berhembus dan
jantung masih berdetak, masalah itu pasti akan selalu ada. Tidak ada manusia
yang hidup tanpa masalah walau sekali saja. Masalah itu tidak memandang jenis
kelamin, status sosial, jabatan, tempat tinggal, bentuk tubuh, atau pun
kekayaan. Semua pasti kebagian masalah dalam hidupnya.
Sudah cantik masih saja merasa
hidupnya bermasalah, hanya karena alis yang panjang sebelah. Sudah pintar masih
saja seperti dunia kiamat, hanya karena mendapatkan nilai B satu saja. Sudah
kaya tujuh turunan masih saja serasa bangkrut, hanya karena kehilangan satu
proyek.
Sementara itu ada yang tidak tahu
besok makan apa, masih saja bisa tawa. Ada yang bajunya belum dicuci dan sobek
sana-sini, masih saja bisa riang berlari. Pun dengan yang umurnya sudah
ditentukan besok berakhir, masih saja menyempatkan diri berbagi senyuman.
Saya sering kali mendapat
curhatan atau postingan teman-teman
di media sosial yang selalu mengeluh. Merasa dirinya akan berakhir hanya karena
hal sepele. Contohnya, mengeluh besok senin. Banyak yang mengeluhkan bila senin
datang harus menjalani rutinitas bekerja atau kembali bersekolah. Saya selalu
tertawa membacanya.
Saya pernah berada di senin yang
membosankan karena harus kembali bekerja. Pernah juga menghadapi senin yang
bingung karena belum memiliki pekerjaan. Dan sekarang merasakan senin yang
biasa saja seperti hari-hari yang lainnya.
Dari situ saya tahu, manusia
tidak pernah ada puasnya. Sudah diberi pekerjaan masih saja tidak bersyukur,
malahan malas bekerja. Nanti kalau sudah tidak bekerja bingung, mengeluh lagi.
Sangat mudah orang teriak-teriak, “Ayo, bersyukur!” Nyatanya memang lebih mudah
mengeluh. Maunya hidup leha-leha, kaya raya, mati masuk surga. Apa itu enak? Tidak.
Banyak yang kesusahan menghadapi pekerjaan, lebih susah lagi yang bingung tidak
punya kegiatan.
Lalu bagaimana menghadapi hidup
yang pasti punya masalah ini dengan memesona?
Menurut saya #MemesonaItu mampu
menjalani apa pun dengan seimbang dan berdamai dengan diri sendiri. Menjadi kaya,
cantik, dan pintar itu mudah, yang susah membuatnya seimbang. Pasti kalian juga
sering melihat orang yang cantik tapi diajak ngobrol tidak nyambung. Atau sudah
pintar tapi susah sekali mendapat pekerjaan.
Setiap orang punya caranya
sendiri dalam menjalani hidup, pun dengan menghadapi masalah dalam hidupnya. Tidak
apa-apa kalau punya keinginan menjadi orang yang cantik, pintar, dan kaya. Tapi
ada beberapa hal di dunia ini yang memang tidak akan pernah bisa kita dapatkan.
Apa yang harus dilakukan bila sudah susah payah berusaha dan berdoa tapi
cita-cita tidak tercapai juga? Bagaimana caranya menghadapi kenyataan yang
tidak sesuai harapan?
Manusia berusaha, Tuhan yang
menentukan. Itu benar. Karena Tuhan tahu mana yang terbaik untuk hidup kita dan
hidup orang lain tentunya. Kalau kita punya masalah, bukan berarti Tuhan tidak
ingin kita bahagia. Justru sebaliknya. Banyak yang lolos menghadapi kesusahan,
lebih banyak lagi yang terperangkap dalam kemewahan.
Orang yang selalu gagal menggapai
sesuatu bukan berarti tidak bisa apa-apa. Banyak kok orang yang cantik, pintar,
dan kaya hidupnya selalu dilanda kegagalan. Karena mungkin saat dia mendapat
kesuksesan, dia menjadi orang yang angkuh dan tak tahu diri. Pemenang itu bukan
yang juara tapi yang mampu menyikapi masalah dalam segala posisi.
Apakah ada orang yang sudah kalah
menjadi double kalah? Banyak. Karena sesungguhnya
orang yang kalah adalah orang yang gampang menyerah. Ditambah lagi menjadi
pendendam dan tidak mau menerima kenyataan. Kadang masalah itu datang bukan
dari orang lain tapi karena diri kita sendiri.
Manusia memang diciptakan dengan
napsu. Musuh terbesar dalam hidup ini ya diri kita sendiri. Mulailah berdamai
dengan diri sendiri, mengendalikannya menghadapi segala macam emosi. Sayangi diri
kita, jangan membuatnya berat hanya dengan satu masalah saja. Hidupmu berhak bahagia.
Sesungguhnya orang yang bahagia
bukanlah yang tanpa masalah, tapi yang mampu mengatasinya dengan tabah. Wanita yang
cantik bukan yang tinggi, langsing, dan putih. Tapi wanita yang mampu
menempatkan dirinya kapan pun dan dimana pun dia berada. Orang yang kaya bukan
dinilai dari hartanya. Tapi keinginan yang lebih kecil dari penghasilannya.
#MemesonaItu hidup yang seimbang dan berdamai dengan diri sendiri |
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar