Bu, aku mau mengingatkanmu lagi
bahwa aku masih anakmu. Anak yang sudah ibu cintai bahkan sebelum lahir. Membuatmu
mengorbankan waktu, tenaga, bentuk badan yang kian melebar, bahkan nyawa hanya
untukku. Anak yang ketika kecil susah sekali disuruh makan. Namun, diam-diam
ibu bebankan segudang harapan.
“Aku berharap semoga kelak kau
jadi orang sukses, Nak,” diam-diam ibu selalu mengucapnya dalam setiap doa. Aku
tahu, bu. Hatiku bisa merasakannya dari sorot mata ibu, setiap aku pergi meminta
restu.
Tahukah ibu bahwa aku juga punya
mimpi untuk hidupku kelak? Mimpiku sederhana, bu. Hanya satu yaitu mewujudkan
mimpi ibu. Aku juga mau jadi orang sukses yang ibu impikan itu. Menjadi anak
yang menghormati ibu, berguna untuk sesama, dan punya hidup yang mapan dengan
penghasilan selalu ada tiap bulan.
Singkatnya, ibu membujukku ikut
CPNS. “Coba saja, Nak. Ini demi masa depanmu kelak,” begitu kata ibu
meyakinkanku. Tidak apa-apa, bu, sungguh aku bisa memahami. Aku juga ingin
setiap langkahku mendapat restumu dan membuatmu bahagia.
Ini sudah ketiga kalinya aku ikut
CPNS dan puluhan kali mendaftar kerja dari perusahan satu ke perusahaan lain.
Apa aku menyerah? Pernah. Bu, aku ini manusia biasa loh. Bukan manusia sempurna
yang sekali mencoba berhasil. Tenang saja, bu. Walau pernah menyerah, aku akan mencobanya
sekali lagi-lagi-lagi-dan lagi.
Bu, aku ceritakan sedikit tentang
CPNS, ya. Agar ibu tidak khawatir lagi, mengapa anaknya selalu gagal padahal
sudah mencobanya berkali-kali. Atau kalau tahun ini diterima, ibu tidak kaget.
Kaget karena anaknya tiba-tiba seberuntung itu.
Sebenarnya mendaftar CPNS itu
mudah, bu. Hanya upload dokumen sesuai ketentuan di sscn.bkn.go.id, selesai.
Terus kenapa banyak teman-temanku panik? Bahkan sampai mencaci maki pemerintah.
Karena mereka tidak teliti membaca persyaratan atau ada yang lebih parah sampai
malas membaca syarat yang berlembar-lembar itu.
Belum lagi ada 76 Kementerian/Lembaga
dan 525 Pemda yang membuka seleksi CPNS 2018. Banyak memang tapi harus pandai
mengatur strategi. Jangan sampai panik duluan, nanti menyesal kemudian. Aku
harus mencari mana yang cocok dengan pendidikanku, umurku, dan nilaiku.
Ditambah lagi pesanan khusus dari ibu, “Jangan kerja jauh-jauh, Nak.” Duh bu,
lulus saja belum tentu.
Tesnya juga gampang loh, bu.
Terbukti anak ibu ini selalu lulus di CPNS sebelumnya. Tapi sayang tidak pernah
lolos. Jangan sedih bercampur bingung begitu, bu. Aku ini nilainya melebihi passing grade (nilai ambang batas). Tapi
temanku yang lain, nilainya banyak yang lebih besar. Sedangkan yang dibutuhkan
hanya sedikit, itu kenapa aku tidak lolos masuk ke tahap berikutnya.
Tidak, bu. Ini bukan karena ibu
tidak punya cukup uang untuk membayar ke calo agar aku lolos. Pemerintah sudah
menggunakan CAT (Computer Assisted Test). Jadi, ujiannya menggunakan komputer
yang setelah selesai ujian langsung keluar hasilnya. Jangankan aku, bu. Anak
presiden sekalipun kalau tidak bisa, ya sudah tidak akan diterima.
Sabar ya, bu. Jangan tanya terus
pengumumannya kapan. Aku pun menunggu tapi tidak semudah itu. Iya, setelah
ujian memang langsung keluar hasilnya. Tapi yang ikut ujian kan bukan hanya
aku, bu. Ada puluhan ribu orang dari seluruh Indonesia yang ikut. Sudah aku
bilang, aku bisa saja lulus tapi belum tentu lolos ke tahap berikutnya. Sainganku
banyak, bu.
Prosesnya setelah ujian semua
nilai harus diverifikasi dulu, bu. Ibu bayangkan saja puluhan ribu orang yang
harus dicek satu-satu. Nanti akan tiba waktunya kok. Lagian kalau aku sudah
diterima CPNS juga masih panjang prosesnya untuk jadi PNS loh, bu. Sudah jadi
PNS saja belum terjamin hidupku bahagia loh, bu.
Tenang saja, bu. Doamu selalu
cukup buatku. Aku pun akan selalu berusaha. Hanya saja untuk tahun ini bolehkah
aku meminta satu pada ibu? Ibu yang legowo, ya.
Ini bukan bukti kalau aku
menyerah. Aku hanya ingin ibu berhenti beradu gengsi dengan ibu-ibu arisan
lain. Tidak usah buru-buru pamer ke orang-orang kalau anakmu ikut tes CPNS.
Baru tes loh ini, belum lolos. Itu pun baru proses tes SKD, belum SKB, belum
pemberkasan, belum yang lain-lainnya. Perjalanannya masih panjang. Aku tahu ibu
hanya bangga dengan apapun yang aku lakukan.
Tapi bu,
Mengabdi untuk negeri ini bukan
hanya harus menjadi PNS. Percayalah, aku bisa membuat ibu bangga tanpa menjadi
PNS. Karena sesungguhnya yang menentukan lolos atau tidak, itu mental yang
kuat. Mental ini bukan hanya untuk aku tapi kita semua, bu. Biarkan aku pergi
ke tempat ujian dengan hati yang ringan tanpa beban.
Aku ingin hanya jadi anak ibu
saja, bukan bahan pamer gengsi ibu dan teman-teman ibu di arisan itu. Bisakah
ibu bangga padaku dengan bilang, anakku selalu bahagia dengan apa pun jalan
hidupnya? Karena aku pun bangga punya ibu yang mau melahirkan aku ke dunia. Asal
ibu tahu saja aku tidak pernah pamer ke teman-temanku kalau ibu memberiku makan
enak, mainan baru, pakaian bagus. Untuk apa? Aku bangga punya ibu yang masih
bisa memelukku, melihatku sebagai anakmu.
Salam,
dariku, yang hanya anakmu
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar