Thursday, July 14, 2016

Fotografi Dalam Genggaman



Ikutan giveaway ini yuk!

Hampir semua anak muda jaman sekarang punya handphone. Dan nyaris semua handphone itu memiliki kamera. Hal ini menjadikan setiap orang bisa mengambil foto apapun yang mereka mau. Tanpa terkecuali dari balita sampai manula bisa dengan mudah memfoto.

Lagi makan, cekrek. Pergi jalan-jalan, cekrek. Baru mandi, cekrek. Ada kecelakaan, cekrek. Mau nonton, cekrek. Mau naik pesawat, cekrek. Beli barang baru, cekrek. Bangun tidur, cekrek. Sampai lagi p*p pun, cekrek. Apapun momentnya senyum dikit, cekrek. Apakah itu salah? Menurut saya, tidak sepenuhnya salah.

Setiap orang punya cara sendiri dalam proses pendewasaan. Lama-kelamaan juga mereka sadar kalau itu tidak terlalu penting. Atau tergantikan dengan budaya baru yang berkembang di masyarakat. Coba saja lihat dirimu. Dulu main friendster dengan theme yang lucu-lucu dan nama yang unik. Sekarang mana mau kita seperti itu lagi.


Demikian juga dengan memotret. Dulu pakai kamera film. Yang harus bagus dengan sekali jepret, kalau tidak mau buang-buang film. Pun harus menunggu lama untuk melihat hasilnya. Setelah ditunggu-tunggu, ternyata fotonya terbakar atau gambarnya terpotong karena kameranya paralaks. Waktu memfoto sudah yakin objek yang diambil benar. Tapi kenapa objek yang difoto terpotong atau geser?

Itulah yang dinamakan paralaks. Dimana jendela bidik untuk melihat objek dan lensa untuk merekam objek berbeda tempatnya. Kalau kamera jaman sekarang sudah dilengkapi dengan kaca pembalik. Sehingga paralaks sudah tidak terjadi lagi. Atau kamera yang lebih canggih lagi ada mirrorless, tanpa kaca pembalik tapi juga tidak paralaks. Lebih sederhana lagi kamera handphone.

Iyalah, pakai kamera handphone tinggal cekrek doang. Apalagi sekarang sudah banyak handphone yang dilengkapi kamera yang super duper keren. Kalau saya sejak tahun 2014 pakai ASUS Zenfone 4, hasilnya bisa kalian lihat di akun instagram saya @kisahkasih_. Memakai ASUS Zenfone 4 ini sudah terasa cukup untuk saya.

Kameranya memang belum puluhan megapixel tapi untuk handphone lain yang selevel, ASUS Zenfone 4 ini sudah maksimal dan komplit. Pilihan menu di kameranya banyak. Ada pengindahan, yang membantu agar foto wajah kita bisa terlihat lebih tirus, halus, dan cerah. Ingin foto malam lebih terang? Bisa pakai menu malam. Walaupun tidak ada flash, foto malammu tidak akan gelap.

Kamera depan ASUS Zenfone 4 ini belum ada 1 MP. Tapi tidak usah khawatir kalau mau selfie, tetap bisa memakai kamera belakang dengan bantuan menu selfie. Tentukan saja mau berapa wajah yang akan selfie. Ketika tombol rana sudah dipencet, kamera akan mendeteksi wajah yang akan selfie. Bila sudah sesuai, kamera akan memfoto secara otomatis. Saya juga pernah menulis tips selfie disini, agar selfie kamu terlihat bagus.

Kalau mau bikin foto yang lucu-lucu ada menu efek dan animasi GIF. Suka bereksperimen dengan benda yang bergerak ada mundur cepat waktu, gerak lambat, dan waktu berlalu. Ada juga menu kedalaman bidang dan miniatur, yang membuat foto fokus pada satu titik/objek. Ingin jangkauan foto lebih luas bisa pakai menu panorama.

Kadang kita merasa foto yang diambil belum bagus dan ingin foto lagi. Tidak perlu repot kalau pakai ASUS Zenfone 4. Ada menu  semua tersenyum dan hapus pintar yang membantu mengambil gambar lebih dari satu.

Ini menu keren di kamera Asus Zenfone 4.
Selain itu yang saya suka dari ASUS Zenfone 4 ini, layarnya bisa disentuh untuk mengatur focusing atau pencahayaan. Jadi saya bisa memastikan foto saya tidak buram dengan menyentuh layarnya. Tidak akan terlalu gelap atau terlalu terang, pun hanya dengan menyentuh layarnya saja. Tidak hanya hasil jepretannya yang bagus. Tapi ASUS Zenfone 4 ini memiliki fitur keren di galerinya.

Fitur tersebut antara lain: MiniMovie, fitur ini memudahkan kita yang ingin membuat video dari foto-foto yang kita punya. Kolase, di sini kita bisa menggabungkan beberapa foto dalam satu frame. Selain itu juga ada menu editing, yang bisa memperindah, memangkas, atau memberikan efek tertentu pada foto.

Klik yang dilingkari merah kalau mau membuat video atau mengkolase foto.
Atau kalau mau mengedit foto bisa juga
Komplit sekali kan? Baru punya handphone satu, sudah seperti punya kamera dan PC sekaligus. Tanpa harus menambah aplikasi pendukung lainnya. Jadi memory internal lebih longgar tidak kebanyakan aplikasi. Tapi pernahkah kalian merasa hasil jepretan dengan handphone tidak bagus? Padahal kameranya sudah oke dengan berpuluh-puluh megapixel. Tapi ada yang kameranya biasa saja tapi fotonya bagus.

Buat saya fotografi dan kamera adalah dua hal yang berbeda. Orang punya kamera belum tentu bisa fotografi. Yang bisa fotografi pun, ada yang tidak punya kamera. Sama seperti menulis, orang punya laptop belum tentu bisa menulis novel. Yang bisa menulis pun, ada yang tidak punya laptop. Ada loh yang menulis pakai PC, mesin tik, atau menulis dengan tangan di lembaran kertas.

Fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu photos (cahaya) dan grafo (melukis), yang bisa diartikan melukis dengan cahaya. Itu berarti cahaya adalah unsur paling penting dalam fotografi. Sedangkan kamera hanyalah salah satu alat untuk menunjang proses tersebut. Hanya salah satu.

Dan kita masih bisa menggunakan berbagai alat/media selain kamera untuk melakukan proses fotografi. Contohnya dengan mata kita sendiri. Yang tidak bisa itu kalau tidak ada cahaya sedikit pun. Karena memang fotografi itu melukis dengan cahaya bukan dengan kamera.

Proses fotografi sebenarnya sama dengan proses melihat dengan mata kita. Sama persis, hanya beda bentuk dan namanya saja. Bahkan mata kita memiliki resolusi sekitar 576 megapixel. Dan kita mendapatkannya dengan gratis. Tapi kamu masih menyombongkan kamera yang harganya puluhan juta. Udah gitu fotonya biasa saja pula.

Itu semua memang tergantung pada cara kita melihat. Teknik memang bisa dipelajari tapi soul datangnya dari hati. Sampai sekarang pun saya tidak punya kamera khusus. Hanya mengandalkan kamera handphone. Dulu waktu belajar fotografi, saya dapat pinjaman kamera dari kampus. Itupun jarang pegang karena satu kamera bisa untuk 3-5 orang.

Dan hasilnya, dengan atau tanpa kamera jenis apapun, dunia ini terlihat indah untuk saya. Orang lain mungkin akan mengeluh saat hujan. Saya justru bisa merasa damai melihat rintik setiap hujan yang turun. Orang mungkin akan marah bila terjebak macet. Saya bisa tersenyum melihat setiap raut wajah mereka.

Sering kali saat saya posting di media sosial, orang mengira saya foto di tempat yang jauh. Padahal hanya di sekitar rumah saja. Atau saat saya mengajak seorang teman ke sebuah tempat, dia akan mengeluh tempatnya biasa saja. Sedangkan foto saya menggoda dia untuk datang ke sana. Pun sering terkecoh, dikira saya memakai kamera DSLR. Padahal cuma pakai handphone.


Pahami saja dari mana sumber cahaya itu datang. Bagaimana sifatnya? Gelap atau terang. Saya kadang melihat foto orang tersenyum terlihat jelek. Karena cahaya yang jatuh ke mukanya berantakan, bocor sana-sini. Sedangkan foto orang yang tanpa senyum sedikitpun bisa terlihat bagus bagi saya. Karena cahaya yang pas mengenai mukanya. Sekali lagi, karena fotografi bukan melukis dengan kamera tapi melukis dengan cahaya.

Tulisan ini diikut sertakan dalam Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com

5 comments:

  1. Dulu jamannya kamera filem ga pernah diabadikan meski ada tukang poto keliling. LAh begitu ada kamera ponsel. Selalu eksis jeprat jepretnya.
    hueheee. lebih gampang pula ^_^

    ReplyDelete
  2. Terima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengumumannya sudah ada belum ya, Mba?

      Delete
    2. Pengumumannya sudah ada belum ya, Mba?

      Delete

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts