Saturday, January 10, 2015

Pertanyaan Biasa Yang Sebenarnya Mengerikan

Kata peneliti, manusia di dunia itu tidak ada yang sama. Bahkan kembar identik sekalipun punya perbedaan DNA. Jadi, siapapun kamu sekarang pasti keadaan kita berbeda-beda. Mungkin kamu cantik, jelek, miskin, hitam, sipit, bongsor, dan lain sebagainya.

Kita semua berbeda. Katanya perbedaan itu indah. Katanya perbedaan itu membuat hidup lebih berwarna. Katanya sih. Tapi kenyataannya kita sering men-judge perbedaan. Orang yang berbeda dengan lingkungannya sering dibully.

Orang sering dibully bukan hanya karena kejelekannya. Ada kok orang dibully karena hal yang justru baik dalam dirinya. Contohnya orang yang pintar, kamu pasti pernah dong liat orang pintar dibilang cupu. Padahal pintar kan kebaikan. Ya namanya juga manusia, kalau ngga nyinyir ngga seru dong.

Orang lain itu menuntun kesempurnaan dari kita. Padahal kita semua juga tau tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Mengapa mereka seperti itu? Jawabannya ada di kamu sendiri. Masing-masing dari kita punya jawaban berbeda. Setiap kita pasti juga pernah ngebully kok. Entah itu disadari atau tidak.

Mungkin kita hanya bermaksud becanda. Tapi hati orang siapa yang tau. Biasa aja buatmu, belum tentu biasa untuk orang lain. Terkadang bahkan seringnya orang lain menganggap pertanyaannya normal saja. Padahal itu bisa saja menyakiti orang yang diberi pertanyaan.

Siapa kamu sekarang? 
Kamu masih sekolah, pasti pernah ditanya: "Kelas berapa?", " Rangking berapa?", "Mau nerusin dimana?", "Udah punya pacar belum?", "Pacarnya siapa?".
Kamu kuliah, pasti pernah dapat pertanyaan: "Ambil jurusan apa?", "Mau jadi apa ambil jurusan kaya gitu?", "Semester berapa?", "Skripsinya udah sampe apa?", "Mau lulus kapan?".
Kamu udah lulus kuliah: "Kerja dimana sekarang?", "Kok belum kerja?".
Kamu udah kerja: "Kerja dimana?", "Kok mau kerja kaya gitu?", "Nikah kapan?", "Udah punya calon belum?".
Kamu udah nikah: "Kapan punya anak?".
Kamu udah punya anak: "Kapan diadein lagi?", "Udah bisa apa anaknya?".
Anak kamu udah gede: "Kapan mau mbesan?", "Udah punya cucu berapa?", "Anakmu udah jadi apa?".

Pertanyaan itu terus-terusan ada sampai anak cucumu. Udah kaya warisan tetap sampai tujuh turunan pun ngga akan kelar. Sepintas sekilas semua orang akan menganggap pertanyaan itu normal saja. Padahal...

Ingat, tidak ada orang yang sempurna. Tidak semua orang itu pintar dan dengan mudah naik kelas, dapat nilai bagus. Tidak semua orang bisa dengan mudah menarik lawan jenisnya. Tidak semua orang punya biaya untuk meneruskan pendidikan. Tidak semua orang dengan mudah mendapat kerjaan yang diinginkan. Tidak semua orang bisa punya anak.

Ingat, hidup ini penuh dengan perbedaan. Mungkin orang itu punya penyakit. Jadi, dia tidak bisa tumbuh dengan baik. Apa itu salah dia? Apa itu patut dipertanyakan?

Bagaimana kalau petanyaan yang kamu anggap biasa aja itu ternyata melukai perasaan orang yang kamu tanyai? Masih mau melanjutkan pertanyaan. Berarti kamu orang paling munafik di dunia ini. Yang selalu menuntut kesempurnaan. Yang tidak peduli dengan orang lain. Yang tidak berkaca pada diri sendiri.

Boleh kok bertanya. Asal tidak keblabasan. Asal tidak berujung pada bullying. Kamu harus mengentikan pertanyaanmu sebelum menyakiti orang lain.

Kamu pasti sering mendengar alasan kenapa mulut kita satu dan telinga kita dua. Agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Itu memang benar. Hati-hati dengan pertanyaanmu.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts