Monday, December 5, 2016

Ransel Andalanku


“Hah! Kamu cuma bawa tas ini doang?!” tanya temanku setengah teriak setengahnya lagi heran.

Aku hanya membawa sebuah tas ransel ukuran 25x15x35 cm saja. Itu untuk perjalanan ke Jember dan Jogja selama 3D2N. Apa isinya? Tiga baju, satu celana, satu jilbab, mukena, peralatan mandi, charger, dompet, dan beberapa pakaian dalam.
Keliatannya kecil, isinya banyak.
Bukan masalah banyak atau sedikit yang dibawa tapi bagaimana cara packing yang benar. Bawalah barang-barang yang penting saja. Banyak barang yang dibawa biasanya karena kita tidak tahu apa yang dibutuhkan. Belum lagi kalau nanti pulangnya beli oleh-oleh, hadeh makin beratlah bawaannya.

tas yang setia menemaniku
Tas ranselku ini tidak hanya menemaniku ke Jember ataupun Jogja. Sudah banyak tempat yang kami datangi bersama-sama. Sekedar pergi hangout sama teman, nge­-trip deket rumah, longtrip ke Lombok, bahkan ke kantor pun aku bawa tas ini. Pokoknya sudah lebih dari lima tahun tas ini menemaniku ke banyak tempat.

Bosen kah?

Aku sih kalau sudah nyaman males cari yang lain. *uhuk*

Tapi orang yang melihat sering kali bosan. Terutama teman kantorku, mereka sering meledekku pakai tas yang itu-itu saja. Apalagi aku perempuan, yang pada umumnya karyawan perempuan pakai hand bag penuh blink-blink. Kalau tas penuh blink-blink jelas bukan aku banget. Tas slempang ada sih, tapi kan rumahku jauh dari kantor. Kalau kena jambret gimana? Mending tas ransel yang lebih aman, kan?

Tega ya, ga diajak wefie cuma karena ransel.
Selain demi keamanan, tas ransel ini juga bisa jadi pelindung bagian dada. Apalagi aku suka pergi-pergi naik motor, pulang malam pula. Tas ransel ini bisa jadi pelindung dari angin malam, yang dinginnya luar biasa menusuk relung hati yang terdalam.

Kampung Kurcaci Purbalingga
Tasku ini sih biasa saja, tidak bermerk dan tidak mahal. Cuma homemade pengrajin tas di Jogja. Aku pun sering dibilang kuper, tidak fashionable, bahkan pernah dibilang bukan cewe. Cuma karena sering pakai tas ransel. Aduh, bukannya tidak mau pakai tas yang lain atau beli lagi. Tapi aku lebih suka yang aman dan nyaman. Buat apa gaya-gayaan kalau ujung-ujungnya mengundang penjambretan.

Kini tas itu sudah mulai rusak, tali sebelah kiri sobek. Kalau diajak jalan sekali lagi kayaknya bakalan putus nih. Mungkin aku yang terlalu memaksanya membawa beban berat. Atau memang sudah waktunya minta ganti karena sudah terlalu lama menemani. Dengan kesetiaanku yang begitu mendalam pada tas ini, aku tidak mau sembarangan menggantinya. Penggantinya harus memenuhi syarat:
Terima kasih sudah menemaniku ke mana-mana.
  • Kuat. Seperti kantong ajaibnya doraemon yang ada apa aja, tas buatku harus kuat membawa segala barang bawaan.
  • Muat banyak benda terutama laptop. Ya, karena barang yang dibawa banyak, tas pengganti harus punya banyak kantong.
  • Tampilan yang bagus. Walau kadang cuek, aku juga pengin tampil fashionable biar kalau update di instagram masuk jajaran instagramable bisa pakai #ootd. Bosen juga aing diledek mulu.
  • Fleksibel dibawa ke mana pun. Nah, ini penting banget buat aku yang pergi ke mana pun tempatnya pake tas ransel. Buat ngantor bisa, jalan-jalan bisa, nongki-nongki bisa.
  • Tidak membuat badan pegal-pegal. Terutama pundak dan punggung. Ini nih masalah yang sering timbul setelah perjalanan jauh.
Geniroga Series
Dan syarat-syarat itu semua ada di GENIROGA. Apa sih Geniroga? Ini adalah produk tas terbaru dari Whatever Backpacker. Geniroga ini terbuat dari 100% canvas polyester membuatnya menjadi tas yang kuat, lembut, dan anti air. Ukurannya yang 30x20x50 cm dengan kapasitas 40 liter. Membuat tas ini bisa menampung lebih banyak barang dari pada tas ku yang dulu.

Apalagi Geniroga ini punya banyak sekali kantong. Tas ku yang dulu saja cuma punya tiga kantong. Tas biasa yang lainnya paling cuma ada tambahan kantong buat laptop. Ini Geniroga malahan ada kantong buat koin, tongsis, seperangkat kartu-kartu penting, buku catatan, pakaian dalam, sampai kantong yang dalam-dalam penuh rahasia pun ada.

Tuh kan, kantongnya banyak banget, multifungsi pula.
Selain itu tampilannya yang bernuansa etnik dengan sentuhan kain tenun dari Suku Sasak, membuatku langsung jatuh cinta. Dulu waktu ke Lombok beli kain tenun cuma dua, itu pun dua-duanya titipan orang. Aku sendiri tidak punya kain khas Lombok ini. Padahal corak kainnya cantik-cantik, bahannya pun bagus. Ah, nyesel kan, kenapa dulu tidak beli untuk diri sendiri, ya.

Waktu lagi leyeh-leyeh di Pantai Mawun.
Karena aku lebih suka ke mana-mana bawa tas ransel dari pada tas cewe yang bikin pundak berat sebelah. Tentu Geniroga ini memenuhi syarat itu. Buat travelling oke, buat ngantor juga oke. Apalagi aku sering bawa laptop. Walau pun barang bawaan banyak, tas ini tidak membuat pundak dan punggung pegal. Bahannya yang terbuat busa yang lembut di bagian belakang, terasa nyaman dipakai untuk waktu yang lama.

Black team.
Duh, jadi pengin punya Geniroga. Ngiler, sengiler-ngilernya.

2 comments:

  1. mbak, 50x30x20 kan sama dengan 30L. kok bisa jadi 40L?

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu di web genirokanya yang nulis 40 liter kak. aku ga tau belum pernah liat langsung sih.

      Delete

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts