Friday, February 10, 2017

Dear Pencuri Foto, Baca Ini!



Seorang teman mengirimi saya pesan pribadi terkait unggahan foto milik saya di sosial media. Bukan karena saya menyebarkan foto yang tidak senonoh atau melanggar SARA. Justru karena foto yang saya unggah termasuk golongan bagus untuknya. Dan bukan memuji, justru dia mengkritik foto saya. Kenapa demikian? Karena foto saya tidak disertai watermark dan teman saya takut foto saya dicuri kemudian disalah gunakan orang yang tidak bertanggung jawab.

Segala sesuatu yang ada di internet memang sangat mudah sekali dicuri. Tinggal klik copy lalu paste, selesai. Curi mencuri foto di internet sering kali terjadi. Ini tidak hanya terjadi pada saya. Banyak teman-teman yang pernah mengalaminya. Mau yang fotografer profesional atau pun yang amatir. Dan tidak tanggung-tanggung yang mencuri dari perorangan sampai perusahaan besar pun pernah melakukannya. Dari yang bermotif iseng belaka sampai yang memang untuk kepentingan komersiil.


Saya sendiri bukan fotografer profesional, hanya tahu dan penikmat fotografi saja. Tapi kejadian foto dicuri ini pernah juga saya alami. Yang mencuri pernah perorangan, ada juga perusahaan yang menggunakannya untuk kepentingan komersiil. Bukan perusahaan besar tapi tetap saja tujuannya sebagai bahan promosi perusahaan tersebut.

Rasanya? Nyesek.

Walau saya bukan fotografer profesional, mengetahui foto saya dicuri membuat saya kesal juga. Bagaimana tidak, saya sudah bersusah payah mendapatkan foto tersebut. Tapi malahan si pencuri dengan mudahnya mengambil dan menyebar luaskannya lagi atas nama dia. 

Apa yang sesungguhnya dirasakan pencuri foto?

Mencuri tetaplah mencuri. Kamu mengambil milik orang lain. Tentu tanpa ijin, kalau pakai ijin berarti bukan mencuri. Saya pernah bertanya kepada teman yang sering menggunakan foto profil BBM dengan foto milik orang lain. Katanya, “Loh, salah siapa di-posting di internet.”

Jawaban itu seolah-olah apa pun yang di-posting akan menjadi milik bersama. Terserah dan bebas dimiliki orang lain. Tanpa peduli lagi itu milik siapa, bagaimana membuatnya, apalagi tentang hak cipta.

Padahal.

Memang belum ada undang-undang yang mengatur hak cipta sebuah foto. Tidak seperti karya kreatif lain, seperti lagu atau film misalnya, yang sudah diatur hak ciptanya oleh perundang-undangan. Bila ada yang membajak atau mencuri karya tersebut bisa dipidanakan. Sedangkan foto sampai saat ini masih menjadi karya yang orang-orang anggap bisa dimiliki semua.

Orang awam akan menganggap, “Ya elah cuma foto, semua orang bisa kali.” Tidak, sama seperti menulis. Semua orang bisa menulis tapi belum tentu bisa menulis puisi. Fotografi tidak bisa semua orang melakukannya. “Ya elah, cuma jepret doang.” Tidak. Semua orang bisa saja menggunakan kamera. Pun bisa mempelajari tekniknya. Tapi rasa, angle, moment, taste of art, tidak semua orang memilikinya. Mengeksekusinya menjadi sebuah karya.

Beberapa teman fotografer ada yang memutuskan menggunakan watermark. Itu loh, tulisan yang kadang kalian lihat di sebuah foto. Sebagai penanda siapa yang memiliki foto itu. Dulu saya melakukannya, sekarang sudah tidak lagi. Menurut saya, itu tidak memberikan dampak yang berarti. Foto-foto saya tetap di-copy-paste banyak orang. Beberapa kasus teman juga tetap saja fotonya ada yang dicuri. Bahkan karena watermark yang seuprit di bawah, fotonya di-crop

Pencuri foto tidak akan peduli bagaimana pengorbanan fotografer untuk mendapatkan sebuah foto. Kalian tidak mau tahu berapa biaya, tenaga, pikiran, dan usaha yang sudah kami korbankan. Itu semua tidak sedikit. Bayangkan saja berapa harga sebuah kamera? Berapa biaya untuk sampai ke lokasi foto?

Oke, kalau fotonya hanya di rumah, kalian pikir kami melakukannya tanpa pengorbanan? Kami pun tetap harus berpikir bagaimana komposisi, pencahayaan, dan angle yang bagus agar foto itu menjadi sebuah foto yang kami inginkan. Coba saja kalian bayangkan apa yang kalian punya dicuri orang? Yang kalian tahu untuk mendapatkan itu semua butuh pengorbanan.

Tolong hargai jerih payah, kerja keras, waktu, dan uang yang tidak sedikit untuk menghasilkan sebuah foto. Saya tahu tidak bisa mencegah, mengontrol atau pun mengomeli satu-satu pencuri foto-foto saya di sosial media. Tapi tolong, minimal ijin atau sertakan sumber kalian mendapatkan foto tersebut.

Apa susahnya mengetik dua tiga kata (Sumber foto dari: bla bla bla bla). Kalian bisa saja mencuri foto dengan mudahnya. Tapi ingat! Ide, gagasan, pemikiran tidak akan pernah bisa kalian curi. Saya masih akan tetap terus berkarya sampai kapan pun juga. Sedangkan kalian tidak mendapatkan apa-apa karena bisanya cuma mencuri.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts