Saturday, December 19, 2015

Jalan Sendirian Hari Pertama Di Lombok



Panasnya, batinku sesampainya di Lombok. Bandara International Lombok (BIL) ini lebih sepi dari Bandara Soekarno Hatta. Wajar saja Bandara Soetta kan memang lebih banyak jadwal penerbangannya. Kepalaku berasa agak pusing, langkahku tidak seimbang. Aduh, jangan sampai badanku ambruk. Aku sendirian disini. Tanah orang lain yang belum pernah sekalipun aku menginjaknya. Dan aku baru tersadar, tidak ada satu orang pun yang aku kenal di pulau ini.

Yap, aku ke Lombok sendiri dan dipastikan akan berjalan sendiri juga. Bingung, ada sih sedikit. Sebelum berangkat aku sudah membuat itinenary terlebih dahulu pastinya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah ke hotel dulu baru mencari sewa motor. Di lombok itu jarang sekali ada angkutan umum jadi kalau mau gampang pergi-pergi ya sewa motor. Kalau ke Lomboknya ramai-ramai bisa sewa mobil sekalian guide+sopirnya. Karena aku sendirian pakai motor saja cukup.


Sebelum berangkat aku sudah mencari contact person beberapa sewa motor di internet. Aku sebenarnya sudah menghubungi semua sewa motor yang aku dapat. Tapi ada yang penuh, ada yang terlalu mahal, ada yang di Senggigi jadi tidak bisa antar ke Mataram. Aku menginap di Mataram dan saat itu sewa motor yang aku hubungi semuanya penuh.

Karena perut keroncongan dari pagi belum makan dan kepala gleyengan jadi aku harus ke hotel dulu. Setelah mengambil tas, aku langsung pesan tiket Damri ke Mataram. Loket tiket Damri ada di pintu keluar bandara. Harga tiket ke Mataram Rp. 25.000,00, ke Senggigi Rp. 35.000,00. Keluar bandara banyak sekali supir taxi yang menawari jasanya. Ada juga biro perjalanan yang menawari paket wisata selama di Lombok. Aku berjalan saja melewati mereka sambil mencari bus Damri.

Di luar terasa sangat panas, hampir tidak ada pohon di BIL ini. Aku penumpang terakhir dalam bus Damri sebelum berangkat. Ada tiga orang setelahku yang mengantri naik bus Damri bersamaku, mereka harus menunggu bus selanjutnya karena bus sudah penuh. Perjalanan BIL-Mataram cukup lama, sekitar 2 jam. Sampai di terminal Mandalika, aku mencari ojek untuk mengantarkanku ke hotel. Hotelnya dekat dengan terminal, sekitar 10 menit sudah sampai.

Selesai check in, aku langsung menuju kamarku. Hiya ampun, aku menginap di kamar seluas ini sendirian. Badan pegel-pegel, mata udah ngantuk berat gara-gara semalam tidur ala ayam. Wajar dong kalau langsung guling-guling di kasur yang empuk ini. Maaf ya, norak. Tapi kenorakan itu harus segera diakhiri. Sewa motor. Aku harus dapat motor hari ini juga. 

Ini kamar yang aku huni selama 3D2N
Cari lagi sana-sini sewa motornya, sambil ngemil roti coklat dan bikin teh manis hangat. Coklat yang meleleh keluar perlahan dari roti yang baru sekali aku gigit ditambah aroma teh manis, cukup mengganjal perut dan mengurangi kepalaku yang daritadi berputar di tempat. 

Paket minuman dari hotel
Akhirnya dapat juga sewa motor yang pas. Sewa motornya sih di Senggigi, jadi aku harus ke sana ambil motor. Untungnya penyewanya lagi di Mataram, jadi aku sekalian ikut dia. Sewa motornya murah sehari Rp. 50.000,00. Dapat helm satu, karena aku cuma seorang. Motornya juga masih bagus. Sayangnya tidak ada jas hujan, untungnya aku memang bawa jas hujan plastik untuk jaga-jaga.

Penyewanya namanya Mas Kia, orangnya ramah. Selama perjalanan dari Mataram ke Senggigi kami ngobrol banyak hal tentang Lombok. Dia ngasih beberapa referensi tempat-tempat yang harus dikunjungi selama di Lombok. Apa saja yang bisa dilakukan, bagaimana harus ke sana, hal-hal yang harus dihindari,  tips-tipsnya, sampai kuliner dan oleh-oleh pun dia beri tahu. Aku juga sempat dikasih buku tentang Lombok. Semacam kumpulan artikel tentang wisata, budaya, kuliner, sampai peta perjalanan di Lombok.

Setelah dapet motor, aku jalan-jalan menyusuri Senggigi. Di Senggigi berderet pantai-pantai yang menawan.  Ada pura yang berada di tepi pantai namanya Batu Bolong. Ada juga pantai senggigi yang banyak kapalnya, kita bisa melihatnya dari atas bukit.

Tempat yang bisa buat liat pantai Senggigi dari atas
Kalau mau cari oleh-oleh bisa di Artmarket, di situ ada banyak cinderamata khas Lombok. Aku perempuan tapi jujur bukan penggila belanja. Apalagi beli oleh-oleh saat bepergian. Seorang teman pernah bilang, “Udah pergi jauh-jauh ngga beli apa-apa, ya ga ada kenang-kenangannya”. Buat aku kenang-kenangan yang abadi di setiap perjalanan itu bukan oleh-oleh. Tapi moment dan cerita yang berkesan akan selalu terkenang sepanjang masa. Itu kenapa setiap bepergian aku selalu motret, menikmati moment, bercengkrama dengan warga setempat dan mematikan gadget. 

Jadi, kalau kalian menghubungi aku tidak bisa itu bukan aku lagi kenapa-napa tapi memang sengaja dimatikan. Minimal mematikan paket data deh. Selain bisa irit baterai dan menghindari pemborosan kuota internet. Hal ini efektif menghindari update status. Yang biasanya update status perjalanan berujung pada respon teman yang pro kontra. Dari yang nyinyir, memuji sampai yang dengan gamblangnya nagih oleh-oleh. Aku yang pergi saja belum tentu beli oleh-oleh buat diriku sendiri. Ini orang lain malahan dengan songongnya nuntut oleh-oleh. Aku beli oleh-oleh kalau benar-benar tertarik atau lagi khilaf saja. Itupun jarang terjadi, mending duitnya ditabung buat transport ke destinasi berikutnya. Balik lagi setiap orang punya pemahamannya sendiri mengartikan setiap perjalanan.

Ditengah jalan, tiba-tiba hujan deras. Untung bawa mantel sendiri. Walaupun mantel plastik sederhana tapi lumayan lah. Namanya juga hujan, tetap saja membawa kedinginan. Sempat menggigil dan tersadar dari pagi belum makan nasi. Banyak sih warung makan, Cuma bingung harus berhenti di mana. Setelah muter-muter akhirnya makan ayam taliwang rekomendasi dari Mas Kia.

Ayam taliwang itu masih berteman dekat sama ayam bakar. Bedanya kalau ayam bakar manis, sedangkan ayam taliwang agak pedas. Sambalnya juga beda dari sambal yang biasanya buat ayam bakar, ini sambalnya lebih cair gitu. Ayamnya juga ayam kampung jadi lebih mantep.
Penampakan ayam taliwang, satu paket ayam bisa buat dua orang

Selesai makan niatnya mau keliling Mataram malam hari. Pengin tau aja malam minggu di Mataram kaya apa sih. Tapi niat itu harus diurungkan karena hujan masih melanda. Alhasil muter Mataramnya sebatas dari tempat makan sampai ke hotel dengan kaca helm yang buram karena air hujan. Sampai di hotel mandi air hangat terus menyiapkan buat besok mau explore daerah Kuta. Sambil menata hati, pikiran, dan badan supaya besok bisa fit jalannya. Tidak seperti hari ini yang penuh dengan kepala yang berputar ditempatnya.

Bagaimana petualangan di daerah Kuta? Tunggu postingan selanjutnya ya. 

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts