Thursday, May 31, 2018

Wana Wisata Salam Sari - Tempat Wisata di Jalur Mudik Selatan

Bulan spesial ini selalu ditunggu umat muslim di Indonesia. Sambutannya terasa dari jantung ibukota sampai pelosok gang-gang kecil. Bahkan sampai ke tempat sunyi nan asri di tepian pematang sawah. Semua merasakan suasana khas di bulan Ramadan. Dari mulai membeli perlengkapan beribadah sampai makanan khas ramadan. Ada juga yang mengikuti beraneka ragam kegiatan ramadan sesuai dengan tradisi di masing-masing daerah.
Tahukah kamu? Tradisi ramadan di setiap pelosok Indonesia berbeda-beda. Tapi ada satu tradisi di penghujung bulan Ramadan yang dilakukan semua kalangan. Satu tradisi ini tidak memandang bulu, apapun jabatannya, sukunya, rasnya, warna kulitnya, bahkan yang berbeda agama pun ikut merasakannya.
Ya, mudik. Momen di mana keluarga yang tadinya jauh datang untuk bersilaturahmi. Pulang ke kampung halaman bertemu saudara, kerabat, bahkan mantan kekasih (hehehe). Jarak yang jauh tidak menjadi penghalang, ribuan kilometer tetap ditempuh walau harus berdesak-desakan. Semata-mata hanya demi rindu yang harus dituntaskan.
Mudik sendiri sebenarnya berasal dari kata udik yang artinya selatan/hulu. Dulu kala di Batavia, yang sekarang menjadi Jakarta, ada wilayah yang bernama Meruya Udik, Meruya Ilir, Sukabumi Udik, Sukabumi Ilir, dan lain sebagainya. Saat itu daerah kota mensuplai hasil bumi dari luar tembok kota di selatan. Para petani dan pedagang hasil bumi membawa dagangannya melalui sungai. Dari situlah muncul istilah milir-mudik yang artinya bolak-balik. Mudik sendiri berarti saat pulang dari kota kembali ke ladang.
Kalau sekarang bukan hanya warga ibukota saja yang mudik. Tapi di pelosok mana pun ikut merasakan mudik. Bahkan ada yang mudik dari desa ke kota karena tempat kerjanya di desa sedangkan rumah keluarganya di kota. Angkutan yang digunakan mudik pun beraneka ragam. Dari sepeda motor, kereta api, kapal laut, pesawat, bahkan ada yang jalan kaki karena rumah orang tua masih satu kampung.
Apapun perjalanannya pokoknya di penghujung ramadan orang berbondong-bondong untuk mudik. Padahal mudik sangat melelahkan. Harus berburu tiket agar tidak kehabisan. Belum lagi berdesak-desakan dengan pemudik yang lainnya. Yang bawa kendaraan sendiri juga harus rela macet di jalan dan kelelahan selama perjalanan.
Untuk itu kali ini saya akan bercerita tentang salah satu wisata di kawasan jalur mudik pantai selatan atau pansela. Jalur ini tidak begitu favorit dari pada jalur mudik pantai utara atau pantura. Hal ini dikarenakan jalannya yang banyak pegunungan, naik-turun, dan banyak tikungan tajam. Bila pemudik merasa lelah dan ingin beristirahat saya rekomendasikan mampir ke wisata yang satu ini untuk melepas penat.
Wana Wisata Salam Sari Cimanggu Cilacap
Wana Wisata Salam Sari atau Gondorukem Cimanggu
Wana Wisata Salam Sari ini biasa disebut Gondorukem oleh masyarakat setempat. Saya pikir ada hal-hal mistis dengan penamaan gondorukem tersebut. Ternyata gondorukem atau resina colophonium adalah olahan dari getah hasil sadapan pada batang tusam (pinus). Makanya Wana Wisata Salam Sari ini banyak ditumbuhi pohon pinus.

Hutan Pinus di Cimanggu Cilacap
Kegunaan gondorukem sendiri ada banyak. Bisa untuk bahan baku industri kertas, keramik, plastik, kosmetik, dan masih banyak lagi lainnya. Kandungan dari gondorukem sebagian besar adalah asam-asam dipertana terutama asam abietat, asam isopimarat, asam laevoabietat, dan asam pimarat. Gondorukem biasa dijual dalam bentuk keping padat berwarna kuning keemasan.
Getah pinus
Hutan pinus ini sebenarnya dikelola Perum Perhutani KPH Banyumas Barat. Lalu bekerja sama dengan LMDH Ngudi Mulya, sehingga dibukalah hutan pinus ini menjadi tempat wisata. Ketika saya ke sana sempat mengikuti proses penyadapan getah pinus yang dilakukan salah satu petani yang mengelola hutan pinus tersebut. Satu petak yang dia kelola bisa menghasilkan 9 ton getah pinus untuk sekali panen. Umur pohon pinus itu sudah 28 tahun dan baru diambil getahnya selama 18 tahun belakang. Hayooo, siapa yang seumuran sama pohon pinus?
Batang pohon pinus dicongkel agar keluar getahnya
Getah pinus yang menetes
Lalu, di manakah pohon pinus itu hidup selama 28 tahun?
Wana Wisata Salam Sari atau Gondorukem saja ya nyebutnya biar lebih enak ceritanya. Gondorukem ini terletak di Desa Cilempuyang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Iya, di Cilacap juga punya hutan, malahan Cilacap bagian barat mayoritas dataran tinggi. Dan lokasi Gondorukem ini sangat strategis. Benar-benar di tepi jalan jalur mudik pansela. Jadi pengunjung sangat mudah mencarinya.
Kalau kalian dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa bagian barat menuju Jawa Tengah melewati pansela, letak Gondorukem ini setelah Majenang. Atau sekitar 10 km dari perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Setelah Majenang, kalau kalian melihat deretan pohon pinus, nah di kiri jalan itulah ada Gondorukem. Kalian bisa merapat memarkirkan mobil atau motor kalian untuk istirahat di sana.
Ada apa sih di Gondorukem?
Pastinya ada pohon pinus yang berjejer rapi menjulang tinggi sekitar 10 meter. Udaranya sangat sejuk, cocok sekali melepas lelah sejenak saat perjalanan jauh. Hembusan anginnya bikin ngantuk. Cukup untuk mengisi ulang energi yang lelah selama perjalanan.
Gondorukem memang tempat wisata bukan rest area. Tapi fasilitas rest area seperti tempat makan, mushola, dan toilet juga ada. Butuh bensin? Tenang, di dekat Gondorukem juga ada pom bensin. Lima menit ke arah timur dari Gondorukem juga sampai pom bensinnya.
Rumah pohon di Gondorukem
Laiknya tempat wisata, Gondorukem juga menyuguhkan beberapa wahana permainan seperti ayunan, rumah pohon, odong-odong, motor cross mini, panggung pertunjukan, dan permainan outbound. Kalau mau camping juga cocok di Gondorukem ini. Untuk masuk ke Gondorukem biayanya murah, hanya 5.000 rupiah per orang. Dan untuk menikmati motor cross mini hanya 3.000 rupiah per putaran.
Tiket masuk Gondorukem


Tarif naik motor cross mini
Jadi, itulah Gondorukem hutan pinus yang sampai sekarang masih produktif menghasilkan getah pinus, disulap menjadi tempat wisata yang bisa menjadi pilihan kamu untuk singgah saat melewati jalur mudik pansela. Sebelum mampir ke Gondorukem saat mudik nanti, pastikan dulu ada orang yang menjadi tempatmu pulang. Karena sebaik-baiknya perjalanan saat mudik tidak berarti apa-apa tanpa bertemu orang-orang yang dirindukan.

2 comments:

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts