Wednesday, May 10, 2017

Desa Pasir, Wisata yang Kekinian dan Menawan



Bagaimana rasanya tinggal di tepi pantai?

Setiap pagi bagun dengan semangatnya sunrise. Setiap siang terbuai dengan angin yang sepoy-sepoy. Setiap sore larut dalam hangatnya sunset. Setiap malam menggantungkan mimpi di antara ribuan bintang.

Itu yang saya bayangkan ketika mengunjungi Desa Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Desa yang memilki keindahan pemandangan tepi pantai yang indah. Pantai sekaligus bukit beserta tebing-tebingnya. Jadi, pengunjung tidak hanya disuguhkan pemandangan tepi pantai tapi juga dari atas bukit sehingga bisa melihat hamparan laut yang luas.
Keadaan tersebut membuat Desa Pasir layak menjadi destinasi wisata. Spot untuk berswafotonya juga banyak. Baik yang berornamen kekinian atau pemandangan yang masih alami, semuanya bagus-bagus. Tempat yang dibuka untuk objek wisata pun tidak hanya satu, tapi beberapa.
Lokasi Desa Pasir ini juga mudah dijangkau kendaraan bermotor. Desa Pasir ini terletak di bagian barat Kabupaten Kebumen. Kalau dari kota bisa lewat Gombong lalu ke arah Karang Bolong. Desa Pasir ini bersebelahan dengan Karang Bolong.

Karena saya dari arah Cilacap, untuk mencapai Desa Pasir saya harus berkendara dengan motor ke arah timur. Dari Pantai Ayah terus saja ikuti jalan yang menanjak, menurun, dan penuh lika-liku. Waktu saya ke sana, baru saja hujan. Tidak lebat tapi lumayan membuat jalanan licin. Perlu kewaspadaan eksta untuk mengendalikan motor yang saya kendarai. Jalannya juga sempit dan sedikit berlubang di beberapa tempat.
Saya sempat terjatuh di sebuah tikungan yang langsung menanjak dan saya berlum mempersiapkan keadaan itu. Sepanjang perjalanan banyak penunjuk jalan ke pantai-pantai lain. Mungkin ada sekitar 7 atau 8 pantai yang saya lewati sebelum sampai ke Desa Pasir. Nanti ada spanduk besar sebagai petunjuk Pantai Pasir. Masuk ke jalan kecil dan melewati tempat pelelangan ikan.
Dan berikut objek wisata di Desa Pasir:
Pantai Pasir Indah dan Pantai Lampon
Kedua pantai itu berada dalam satu komplek. Tiket masuk 10.000 rupiah untuk satu orang. Itu sudah mendapatkan dua tiket kedua pantai itu. Parkir motornya cukup 2.000 rupiah per motor. Saat saya tanya ke warga setempat, apa yang membedakan Pantai Pasir Indah dan Pantai Lampon. Dia menjawab, tidak ada. Karena memang berada dalam satu komplek.
Setelah parkir saya berjalan ke pantai tersembunyi di bawah bukit. Pantainya dikelilingi tebing dan sangat sepi. Hanya saya dan teman saya yang ada di pantai itu. Di bagian timur pantai yang tersembunyi ini ada karang besar yang berlubang. Sayang ketika ke sana ombak sedang pasang. Jadi saya tidak bisa ke bawah karang tersebut.

Pantai Pasir Indah
Selain itu di kedua pantai ini juga ada beberapa spot untuk berswafoto dengan berbagai ornamen. Ada yang berbentuk love, pesawat tebang, gembok cinta, jembatan M, dan rumah pandan. Di tepi bukitnya juga banyak dibangun saung untuk duduk-duduk sambil menikmati pemandangan laut luas. Saung itu disewakan 10.000 rupiah bisa duduk sepuasnya.



Goa Wora-wiri, Goa Celeng, Pantai Air Grojogan, dan Pantai Karang Pengantin
Setelah menikmati berswafoto ria di Pantai Pasir Indah dan Pantai Lampon, saya melanjutkan perjalanan ke Goa Wora-wiri, Goa Celeng, Pantai Air Grojogan, dan Pantai Karang Pengantin. Cukup berjalan kaki sekitar 15 menit saja untuk mencapai 4 tempat itu. Dan tidak perlu membayar tiket masuk lagi.
Jalan yang saya lalui untuk ke empat tempat tersebut cukup membuat keringat bercucuran. Selain karena setelah sampai lokasi matahari tidak tertutup awan sama sekali, jalannya juga bebatuan karang yang tidak ditumbuhi pohon rindang. Hanya semak-semak dan rerumputan yang ada di sepanjang perjalanan.
Tempat pertama yang kami lalui adalah Goa Wora-Wiri kemudian Goa Celeng. Kedua goa itu sebenarnya terhubung tapi Goa Wora-Wiri lebih panjang. Kata warga setempat yang sedang membetulkan lampu goa, Goa Wora-Wiri ini tembus sampai dekat parkiran motor. Itu berarti goa ini menembus bukit karena saya tadi jalan lewat pinggiran tebing itu memutar jalur.

Pantai Karang Pengantin

Dari atas Pantai Air Grojogan
Karena tidak ada yang berani masuk dalam goa, perjalanan kami lanjutkan ke Pantai Air Grojogan dan Pantai Karang Pengantin. Lagi-lagi ombak sedang pasang. Saya tidak bisa turun ke pantainya karena suara ombak yang menghantam tebing saja sudah menakutkan. Apalagi keempat tempat ini sepi pengunjung. Hanya ada saya, teman saya, dan warga yang sedang memperbaiki lampu goa.
Tapi pemandangan dari atas juga sudah sangat bagus. Samudra Hindia terlihat terbentang luas. Untungnya ketika saya sampai tempat ini matahari sedang cerah-cerahnya. Tidak seperti waktu berangkat yang sempat disambut rintik hujan. Langit yang biru, lautan luas yang juga biru, ditambah suasana yang sepi membuat hati merasa tentram. Apalagi kalau ke tempat ini sewaktu sunrise atau sunset, duh, bisa-bisa susah move on.
Seperti kata warga yang sedang membetulkan lampu, tempat ini cocok untuk 2 tipe pejalan. Kalau mau yang kekinian bisa ke Pantai Pasir Indah dan Lampon. Pengin yang pemandangan yang asri dan menawan bisa ke Goa Wara-Wiri, Goa Celeng, Pantai Air Grojogan, dan Pantai Karang Pengantin.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts