Showing posts with label kero. Show all posts
Showing posts with label kero. Show all posts

Thursday, April 20, 2017

Kisah Cinta Di Balik Indahnya Baturraden



Cinta memang tidak akan pernah berakhir. Dari dulu sampai sekarang, cinta selalu menunjukkan kekuatannya. Kisahnya selalu hidup tak akan punah oleh waktu walau musim terus berganti. Mereka akan terus tumbuh tanpa harus dipupuk.

Cinta bisa membuat bahagia juga mendatangkan duka. Dahsyatnya cinta tidak mengenal siapa. Menembus batas-batas logika. Bahkan yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin hanya karena cinta. Ceritanya pun bermacam-macam. Ada yang seperti Habibie-Ainun, setia sampai akhir. Ada yang harus melawan perjodohan seperti Siti Nurbaya. Atau mencintai ibunya sendiri seperti Sangkuriang. Bahkan ada yang rela berjuang membangun seribu candi hanya untuk Roro Jonggrang.

Beda tempat tentu ceritanya yang berbeda walau cinta masih tetaplah cinta. Seperti kisah cinta yang tersembunyi di balik keindahan Baturraden. Bermula dari seorang laki-laki bernama Suta yang bekerja sebagai pembantu di Kadipaten Kutaliman. Suta ditugaskan untuk merawat kuda peliharaan Adipati Kutaliman.

Icon Baturraden, Suta dan Sang Putri
Sore hari setelah selesai bekerja, Suta jalan-jalan di sekitar Kadipaten Kutaliman. Suta mendengar teriakan seorang wanita. Karena penasaran, ia mencari sumber teriakan itu. Ternyata di bawah pohon ada seorang wanita yang wajahnya pucat ketakutan. Di dekat wanita itu ada ular besar yang siap menggigit. Dengan keberaniannya, Suta menyelamatkan wanita itu dari gangguan ular besar.

Saturday, March 4, 2017

Berburu Kuliner di Cilacap

Cilacap adalah kabupaten terluas di Jawa Tengah. Luas wilayahnya 6,2 % dari total luas Jawa Tengah atau lebih tepatnya 2.142,59 km2. Cilacap bagian barat berupa daerah pegunungan, sedangkan bagian selatan dan timur berupa dataran rendah.

Letak geografis tersebut mempengaruhi makanan khas Cilacap. Masyarakat Cilacap bagian barat banyak memanfaatkan hasil perkebunan dan perhutanan sebagai bahan makanan. Sedangkan masyarakat yang berada di pesisir pantai tentu banyak memanfaatkan hasil laut. Jadi, apa saja makanan khas Cilacap? Berikut diantaranya:

  • Brekecek Pathak Jahan
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cilacap Nomor 556/501/18/Tahun 2014, tanggal 6 Nopember 2014, brekecek pathak jahan resmi menjadi makanan khas Cilacap. Kalau sudah resmi begitu tentu rasanya enak.

Sebenarnya makanan apa sih brekecek pathak jahan ini? Kok, namanya cak-cek-cak-cek jadi terdengar seperti dibejek-bejek. Ya, memang asal-usul dinamai brekecek karena cara membuatnya di-brek yang artinya diletakkan atau dijatuhkan. Lalu di-kecek yang artinya dicampur bumbu. Sedangkan pathak jahan artinya kepala ikan jahan.

Jadi, brekecek pathak jahan ini adalah masakan kepala ikan pathak jahan yang diberi bumbu khas Cilacap. Rasanya pedas seperti rica-rica dan sedikit asin ciri khas ikan. Makanan ini enak disantap dengan nasi putih hangat. Semakin enak bila kepala ikannya dimakan dengan cara diseruput. Jadi, nikmat dunia mana lagi yang kamu dustakan?


  • Mendoan
Makanan yang terbuat dari tempe dengan dilumuri tepung yang diberi bumbu ini ada di semua tanah ngapak--tempatnya orang-orang yang kesehariannya berbicara dengan bahasa ngapak. Walau sama-sama mendoan antara daerah yang satu dengan yang lainnya punya perbedaan. Di Banyumas, khususnya Baturaden, mendoan digoreng lebih kering dan banyak kriuknya. Di Wonosobo malahan disebutnya tempe kemul, tepungnya lebih tebal dan digoreng setengah matang jadi lebih berminyak.

Sedangkan di Cilacap, khususnya daerah tepi pantai, tempe mendoannya tidak dipotong. Jadi, kalian bisa menikmati mendoan sebesar piring. Bisa digoreng kering atau setengah matang. Mendoan enaknya disantap saat masih hangat dengan lombok rawit atau sambel kecap. Ditemani es kelapa muda, kopi atau teh sambil gendu-gendu rasa—ngobrol—dengan orang terkasih di tepi pantai menikmati semilir angin pantai. 

Mendoan segede piring
  • Yutuk
Ada yang sudah tahu apa itu yutuk? Yutuk loh ya, bukan youtube. Menurut wikipedia, yutuk adalah undur-undur laut, ketam pasir, masih satu bangsa dan negara dengan krustasea. Hewan beruas-ruas yang hidup di pasir pantai ini punya nama gaul sand crab, mole crab, atau sand flea.

Yutuk biasanya dibuat rempeyek atau digoreng biasa. Setelah digoreng warnanya kemerah-merahan seperti udang. Rasanya pun sama-sama gurih dan asin seperti udang. Kalau ke Cilacap, kalian bisa mendapatkannya di Pantai Widarapayung. Penjualnya ibu-ibu keliling bawa tenggok di tepi pantai yang isinya kacang rebus sama yutuk.

Yutuk di Pantai Widarapayung dengan kelapa muda
  • Gembus
Cemilan ini sedikit susah ditemui, bahkan di Cilacap sendiri. Biasanya hanya dijual di acara hajatan, pasar malam, atau acara kedaerahan seperti wayangan. Orang Cilacap kalau ada wayangan belum beli gembus berarti belum nonton wayang. Padahal setelah beli gembus belum tentu nonton wayang.

Gembus ini terbuat dari singkong yang ditumbuk, diberi bumbu yang membuatnya asin dan gurih. Bentuknya sama seperti donat--putih, bulat, dan tengahnya bolong. Gembus enak dimakan dengan dicocol ke sambal kacang. Atau dimakan hangat tanpa dicampur apa pun juga sudah enak.

Gembus
  • Lanting
Cemilan khas Cilacap ini terbuat dari singkong, sama seperti gembus. Bentuknya pun sama, bulat dan tengahnya bolong. Rasanya pun sama-sama gurih dan asin. Perbedaannya, gembus empuk dan kenyal kalau lanting lebih keras.

Lanting juga ada di Kebumen. Tapi lanting khas Kebumen bentuknya seperti angka delapan dan rasanya lebih bervariasi. Sedangkan lanting khas Cilacap hanya ada dua rasa, asin dan manis. Yang manis berarti warnanya merah. Lanting khas Cilacap bisa ditemui di pasar tradisional.

Lanting khas Cilacap
Buat kalian yang tidak suka seafood atau makanan yang asin dan gurih, di Cilacap juga banyak tempat makan yang menjual berbagai kuliner khas nusantara. Seperti bakso, sate, soto semarang, mie aceh, bakmie godog, pempek, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pokoknya kalau ke Cilacap hubungi saya saja, nanti saya kasih tahu kuliner di Cilacap yang nylekamin pisan.

Food photography dengan handphone

Karena upload foto di instagram belum bisa dari PC, hal itu menyulitkan saya bila mengambil foto dengan kamera DSLR. Kalau foto dengan DSLR, fotonya harus dipindah ke PC dulu, dari PC pindah lagi ke handphone, kan ribet. Untuk itu saya selalu menggunakan ASUS Zenfone 4 agar bisa langsung update di instagram.
 
ASUS Zenfone 4 yang saya gunakan.
Kamera di ASUS Zenfone 4 ini kualitas fotonya tidak kalah dengan kamera DSLR karena punya PixelMaster Camera yang memudahkan kita dalam mengambil foto. Saya pernah menulis kemudahan menggunakan kamera ASUS Zenfone 4 di sini.

PixelMaster Camera di ASUS Zenfone 4.
Selain karena ASUS Zenfone 4 yang memang keren, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar foto makanan terlihat bagus dan menggugah selera. Berikut saya beri tahu caranya:
  • Cahaya
Fotografi itu melukis dengan cahaya, bukan melukis dengan kamera. Jadi, hal utama dan pertama yang harus diperhatikan dalam fotografi apa pun jenisnya dan apa pun kameranya tetap CAHAYA.

Perhatikan cahaya di sekitar makanan yang kamu jadikan objek. Mau di dalam ruangan atau di luar ruangan tidak masalah. Asal kamu perhatikan dari mana arah datangnya cahaya itu dan bagaimana sifatnya.

Kalau di dalam ruangan, pastikan cahayanya cukup terang. Cukup terang artinya tidak terlalu terang sehingga menimbulkan bayangan yang keras dan tidak terlalu gelap agar objek bisa terlihat. Bila cahayanya terlalu terang di satu bagian dan terlalu gelap di bagian lain. Di bagian yang gelap bisa menggunakan steroform atau cermin agar ada sedikit cahaya dari bagian yang gelap.

Motret di samping jendela.
Bila ruangan terlalu gelap, pindah tempat untuk memfoto. Kalau tidak memungkinkan, kalian bisa menggunakan low light atau mode malam. Jangan menggunakan flash karena cahaya flash bisa membuat warna makanan menjadi tidak natural. Atau matikan touch shutter dan nyalakan touch auto focus. Agar saat layar disentuh tidak langsung memfoto tapi bisa mengatur pencahayaan objek yang akan difoto. Sentuh layar sampai dirasa pencahayaannya pas.

Kalau di luar ruangan, jangan di bawah sinar matahari di jam 12 siang. Selain membuat kulit kamu hitam dan keringat bercucuran. Memfoto di bawah terik matahari cahayanya terlalu keras. Warna makanan sebagai objek foto jadi terlihat tidak natural. Cari waktu yang cahaya mataharinya tidak terlalu keras, sore hari misalnya. Atau berteduhlah di bawah pohon.

Contoh foto makanan di luar ruangan saat sore hari.
  • Cari bagian yang menarik dari makanan itu
Makanan Indonesia semuanya enak-enak tapi bentuknya sering biasa saja. Contohnya, rendang. Warnanya hitam pekat kalau di foto sering kali tidak menggugah selera. Padahal kita semua tahu rasanya tidak diragukan lagi enaknya luar biasa.

Untuk itu sebelum difoto, kita harus tahu dulu bagian apa yang menarik di makanan itu. Misalnya, bakso telur. Sebelum difoto, dibelah dulu baksonya supaya telur di dalamnya terlihat. Setelah tahu bagian makanan apa yang akan ditonjolkan, kita bisa menggunakan mode deep of field agar lebih fokus ke objek yang diinginkan dan background yang tidak penting menjadi blur.

Tunjukkan telur dalam baksonya.
  • Komposisi yang pas
Komposisi adalah susunan atau tatanan sebuah objek foto dalam sebuah bidang foto sehingga foto tersebut enak dilihat. Unsur dalam komposisi ini ada titik, garis, bentuk, warna, dan cahaya. Kita bisa memanfaatkan salah satu atau beberapa komposisi agar foto kita menarik.

Umumnya kita memfoto makanan dari atas (bird eye) atau selevel dengan makanannya. Kita bisa mencoba dari beberapa angle untuk menghasilkan foto yang terbaik. Selain itu kita juga harus memperhatikan bentuk makanan tersebut, wadah makanannya, dan background-nya.

Perhatikan bentuk makanannya.
  • Pelengkap atau ornamen
Agar foto enak dilihat, kita bisa menambahkan perlengkapan makan atau benda-benda lain yang mendukung. Kalau di makanannya, kita bisa menambah cabai, tomat, daun seledri, atau yang lainnya. Di luar makanan kita bisa menambahkan sendok, garpu, tisu, dan bunga. Atau kalau makanannya lucu kadang saya menambahkan Kero, boneka rajut yang saya punya.

Ingat ya, pelengkap ini fungsinya hanya melengkapi agar frame tidak kosong. Jadi, yang perlu ditonjolkan tetap makanannya.

Si kecil Kero dengan es coklat.
  • Editing
Pencahayaan sudah oke, makanan sudah menarik, komposisi juga pas, pelengkap juga sudah lucu. Sekarang tinggal editing. Fungsi dari editing bukan untuk menipu, hanya memperindah tampilan foto.
Di ASUS Zenfone 4 yang saya punya sudah diberi fasilitas editing yang cukup mumpuni. Jadi, tidak perlu download aplikasi lainnya lagi. Editing yang saya lakukan biasanya hanya memperbaiki exposure dari foto tersebut. Atau membuat kolase agar ada beberapa foto dalam satu frame. Jangan memberikan efek berlebihan pada foto. Ini bisa menganggu atau terlihat aneh.
Foto yang sudah di-kolase

Makanan yang enak

Bagi saya hanya ada dua tipe makanan. Pertama, enak. Kedua, enak banget. Ya, tidak ada makanan yang tidak enak dalam kamus hidup saya. Saya pikir tidak ada satu pun di dunia ini yang sepenuhnya jelek, apa pun itu termasuk makanan.

Coba kalian bayangkan, berapa banyak pengorbanan yang dilakukan agar sepiring makanan bisa sampai di depanmu. Misalnya, sepiring nasi putih. Berawal dari bibit padi ditanam di sawah saja tahapannya banyak. Dan tidak cukup hanya satu bulan sampai padi itu dipanen lalu menjadi beras. Belum lagi untuk jadi nasi, pun harus dimasak dengan benar. Masih tega kah kalian sampai di piringmu malahan kalian hina? Berapa hati yang kalian lukai?

Saya pernah mengobrol dengan teman yang penjual bakmie goreng. Ceritanya membuat saya menulis cerpen ini. Bahwa orang yang memiliki penyakit pencernaan bukan salah pola makannya. Tapi sifat orang tersebut yang suka menghina makanan, pilah-pilih makanan, sampai membuangnya padahal masih banyak.

Saya percaya makanan juga punya perasaan. Mereka akan mencintai saya kalau saya juga mencintai mereka. Kalau kalian mendapati makanan yang saya posting ternyata tidak enak, itu bukan saya bohong karena di­-endorse. Saya hanya akan menuliskan kelebihan dari makanan itu. Tentang kekurangan, kalian boleh hina saya tapi jangan makanannya. Walau sebenarnya itu semua kembali lagi pada selera setiap orang yang berbeda-beda.

Jadi, kapan giliran kalian ke Cilacap?

Friday, February 17, 2017

Kemit Forest - Wisata Edukasi Di Sidareja Cilacap

Selamat datang di Kemit Forest

Tidak ada perjalanan yang mulus, baik-baik saja. Pasti ada saja yang terjadi, entah sebelum, saat, atau pun sesudah perjalanan itu dilakukan.

Beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi Kemit Forest atau Hutan Kemit. Saya sendiri baru tahu nama tempat ini. Bahkan teman saya yang anak daerah setempat saja belum tahu dengan keberadaan Kemit Forest. Berbekal dadakan, nekad, dan asal pergi saja akhirnya saya dan teman saya berangkat mencarinya.

Setelah dzuhur kami bertiga berangkat dari Karang Pucung. Dari info yang saya dapat di internet arah jalannya dari Sidareja semua. Sedangkan, kami berangkat dari Karang Pucung. Teman yang tahu tempatnya hanya memberi petunjuk dari SMP N 3 Gandrungmangu lurus terus. Ada jalan, masuk saja.

Saturday, January 21, 2017

Berswafoto Ria Di Pantai Watu Bale Dan Bukit Panduran



Semesta itu sudah indah apa adanya. Laut, gunung, pohon, air, langit, daratan, dan apa pun itu memang sudah indah dari awalnya. Tinggal bagaimana manusia sebagai makhluk paling sempurna memanfaatkannya.

Di belahan Indonesia bagian mana pun tiap hari nampaknya melahirkan tempat wisata baru. Pergerakan ini terus meningkat seiring berkembangnya media sosial dan kreatifitas masyarakat. Seperti yang terjadi di Kebumen.

Nyaris semua pantai dari Ayah sampai Karang Bolong menjadi objek wisata baru. Banyak postingan di instagram betapa objek wisata baru itu sangat instagramable dengan tempat swafotonya. Sebelum merebak seperti sekarang saya sudah pernah mengunjungi Pantai Ayah dan Pantai Menganti. Dan baru beberapa waktu lalu saya punya kesempatan mengunjungi Pantai Watu Bale.

Selamat datang di Pantai Watu Bale dan Bukit Panduran.



Wednesday, December 14, 2016

Pertemuan Karena JNE Setelah Penantian Bertahun-tahun



Asiiiikkkk, ngeblog lagi! *lompat-lompat*

Ku seneng banget Mamih ngijinin ku nulis lagi di blognya. Setelah kemarin bantuin nulis buat lomba blog dan ngga menang. *horayyy! Sukurin!* Sekarang ku cuma pengin nulis aja, ngga ngarepin apa-apa lagi deh.

Cerita apa ya? Hmmm, cerita dari pertama aku diuwel-uwel, dililit-lilit, kemudian lahir aja kali, ya.

Jadi, yang bikin aku itu Tante Kiki orang Surabaya. Orangnya jago banget urusan amigurumi, rajut-merajut, pokoknya yang urusannya sama benang deh. Banyak teman-temanku yang jadi lucu-lucu di tangan Tante Kiki. Ku cuma bisa pasrah waktu Tante Kiki merangkai ku, tusuk demi tusuk. Tusuk sana-tusuk sini, lilit sana-lilit sini, sambung sana-sambung sini.

Setelah selesai, Tante Kiki memasukkan ku ke sebuah kardus snack. Tanpa menyertakan snack-nya. Jahat banget ih, dia pikir ku ngga laper apa. Udah gitu kardusnya kecil, kan sempit. Ku cuma bisa diem dalam kardus.

Entah mau dikirim ke mana? Ke siapa? Ku ngga tau. Dari balik kardus ini, ku cuma bisa mengintip. Ku sedang ada di ribuan paket yang sama seperti kardusku ini. Ada yang gepeng lempes, kotak item empuk. Ada yang kecil-kecil kaya ku. Wow, ada yang gede banget. Sumpeh itu gede banget, segede orang. Mungkin isinya orang dipaketin.

Tante Kiki melambai-lambaikan tangannya, ketika ku mulai masuk ke mobil. Bye, Tante Kiki, semoga kita bisa ketemu lagi, ya. Seketika itu mata ku basah. Ini siapa yang olesin balsem sih? Perih. Lagian ku kan bukan tukang mabok. Ku bisa tahan sehat selamat sampai tujuan kok.

***

Ku laper. Ku pusing. Ku kaget. Entah siapa yang teriak, cempreng banget suaranya. Sampai ku kebangun dari tidur ku. Ku ngga tau udah berapa jam cuma bisa diem dalam kardus ini. Yang pasti ku sudah pergi jauh dari Surabaya.

Begitu kardus ku terbuka, “Aaaaaaa!”
                                                                                                                               
“Aaaaaaa! Akhirnya kamu dateng juga,” saya berteriak begitu melihat isi kardus snack yang sudah saya tunggu dua hari ini.

Akhirnya bocah ini datang juga.
Kero, si kecil yang lucu, punya sayap tapi tidak bisa terbang. Saya memutuskan untuk mengadopsinya sekitar tiga bulan yang lalu. Sebenarnya keinginan itu sudah ada sejak saya masih duduk di bangku kelas 5 SD.

Waktu itu teman sebangku saya, Uli, memang orang yang senang membaca. Dia punya banyak sekali buku dan komik. Salah satunya komik dari Jepang yang berjudul Cardcaptor Sakura. Kalian yang lahir tahun 90-an pasti tidak asing dengan komik ini. Dan tentu mengenal karakter Kero. Makhluk kecil yang bangun dari “tidurnya” karena Sakura membuka buku yang berisi clow card.

Berbekal iseng ingin mengenang masa-masa indah waktu kecil. Pencarian pun dimulai untuk menemukan si Kero ini. Ada beberapa pilihan sebenarnya, tapi akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada amigurumi buatan Mbak Kiki.

Karena handmade, saya harus menunggu tiga hari untuk pembuatan Kero. Tepat di hari ketiga Mbak Kiki mengabari, si Kero sudah dipaketkan dengan JNE. Hati saya terasa berpacu dalam melodi, senang riang nan gembira menanti si kecil mungil yang sudah saya inginkan sejak lama.

Satu hari berlalu, saya mulai khawatir si kecil ini nyasar tidak tahu jalan. Akhirnya saya hubungi mbak-mbak CS via telepon. Ternyata si Kero sudah ada di rumah tetangga. Iya, tetangga saya ini ternyata agen JNE di kampung saya.

Wohooo!

Tahu begini saya tidak perlu repot-repot lagi kalau dapat paketan via JNE. Maklum kampung saya jauh dari pusat kota. Kalau lewat jasa pengiriman lain bisa lama sampainya. Walaupun sudah pakai paket yang kilat. Untung tetangga saya ini orangnya enakan. Karena tetangga saya ini pasti langsung menghubungi saya begitu paket sampai.

Setelah paket si Kero datang, paket-paket lain hasil endorse akun sebelah pun semakin mudah berdatangan. Apalagi paket dari akun sebelah seringnya makanan yang diwajibkan harus segera sampai. Sebelum remuk, sebelum basi, dan sebelum dimakan sama mas-mas kurirnya. Hahaha.

“Apa, Mih? Makanan? Mana, Mih? Ku laper!!!” si Kero tampaknya selalu antusias kalau urusan makanan.

“Heh, bocah makanan mulu yang dipikirin!” saya membentak Kero dengan lirikan tajam.

“Habisnya Tante Kiki sih ku dimasukin ke kardus snack. Tapi ngga ada snack-nya. Mih, lah. Mamiiiiihhhh, kuuuu laperrrr!!!” rengek si Kero, memelas seperti anak kecil.

“Berisik deh. Tau kamu berisik begini kemarin Mamih paketin lagi aja mumpung lagi HARBOKIR.”

“Harbokir?!? Apaan itu, Mih? Semacam donat, ya?”

“Hadeh, ini bocah makanan mulu yang dipikirin,” saya menggelengkan kepala, heran kenapa ini anak seneng banget makan. “Harbokir itu Hari Bebas Ongkos Kirim. Kamu pernah jadi paket kan?”

“Iya, pernah, Mih. Woh, paketan kaya ku dulu itu ternyata banyak banget tau. Ku liat sendiri, Mih. Kaya gunung.”

“Nah, di harbokir kemarin tanggal 26-27 November 2016, paketan yang kamu bilang kaya gunung itu gratis ongkos kirim ke 55 kota besar seluruh Indonesia. Cilacap juga masuk dalam 55 kota itu. Harbokir ini dalam rangka ulang tahun JNE yang ke-26. Kan lumayan kalau kamu Mamih paketin lagi. Mamih jadi ngga perlu pusingin ongkos kirimnya.”

“Maksudnya? Ku mau dibuang, gitu?! Jahatnyaaaa!!!!” anak ini kini bukan hanya merengek tapi menangis bercampur teriak.

“Makanya pikiranmu itu jangan makan melulu. Kerja kek, biar dapet duit yang banyak. Jadi terserah mau makan apa pun yang kamu mau.”

“Iya, deh. Nanti aku cari uang yang banyak.”

“Oia, nanti kalau kamu pesen makanan online. Jangan lupa kirimnya pakai JNE Express, ya?”

“Emang kenapa mesti pakai JNE Express, Mih?”

“Ya biar cepet, donk. Kalau pesen makanan kan harus cepet sampai.”

“Okelah. Tapi ku jangan dibuang, ya Mih?"

“Ya, ngga akan lah. Kan harbokirnya juga udah lewat. Kalau Mamih mau buang kamu, Mamih juga ngga mau rugi kali.”

“Dih, dasar emak-emak pelit!”

“Ngomong apa kamu?!”

“Ngga ngomong apa-apa kok. Ku sayang Mamih. Kiss kiss!”

Saya dan Kero yang tukang makan
Walau anak ini memang menyebalkan, tapi dialah sumber bahagiaku. Terima kasih, Nak. Kamu sudah datang di kehidupan Mamih, “Mamih juga sayang kamu, Nak. Kiss kiss.”
Ikuti lomba blog cerita baik bersama JNE.

Tuesday, November 29, 2016

Pantai Di Cilacap Part 4: Bersepeda Pagi Ke Pantai Bunton



“Mba, besok pagi sepedaan, yuh,” kata Mamah di malam minggu yang pahit ini.

Malam di mana muda-mudi seusiaku sedang berhaha-hihi di pojok sebuah cafe. Entah ada gunanya atau tidak, yang penting eksis dulu. Agar tidak terlihat merana. Aku? Mana bisa nongkrong di malam minggu.

Bukan hanya karena status yang menyakitkan itu. Tapi nongkrong di dekat tempat tinggalku, itu cuma bisa dengar jangkrik main gitar akustik. Atau paduan suara dari kodok yang nongkrong di pojok-pojok sawah. Yang paling aku suka hanya nyanyian angin sunyi, di mana bisikannya selalu menenangkan.

“Mba,” Mamahku memanggilku lagi untuk meyakinkan kalau anggukan kecil yang aku berikan benar-benar jawaban, iya.

“Emmmm, ya,” suaraku keluar dengan malasnya.

“Kamu itu perlu sepedaan, keluar rumah biar sehat. Kalau di ... .”

“Iya, besok sepedaan,” kali ini aku cepat menyahut karena benar-benar malas mendengar ocehan Mamahku. Yang semakin dibiarkan semakin menjadi-jadi.
Sepeda yang aku pakai pagi ini.

Monday, October 24, 2016

Jelajah Jawa Tengah Dari Kaki Gunung Sampai Pantai Bersama Mamih



Hai, aku Kero!

Hai, para pejalan!

Perkenalkan, aku Kero, punya sayap tapi belum bisa terbang. Aku sama seperti anak jaman sekarang yang selalu ingin dibilang kekinian. Bukan lebay, tidak tahu diri, atau hanya meninggikan gengsi. Aku pikir semua jaman juga ada kekiniannya masing-masing. Semua orang suka atau tidak suka pasti pernah merasakan kekinian di jamannya. Walau hanya sekali saja.

Belum genap dua bulan aku diadopsi oleh @kisahkasih_. Ya, dialah Mamihku sekarang. Aku tuliskan ceritaku ini karena si Mamih selalu bilang, “Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari.” Kata-kata yang itu dia kutip dari bukunya Pramudya Ananta Toer, penulis idolanya Mamih.

Awalnya aku sama seperti kalian. Senang sekali menulis dengan kata-kata yang unik atau temannya Mamih bilang itu alay, sampai susah dibaca. Tapi Mamih bilang, “Tidak apa kamu ingin berbeda, tapi jangan lupa berbagi dengan yang lainnya jauh lebih berharga. Kalau tulisanmu hanya bisa kamu baca sendiri, buat apa?”

Translate

Popular Posts